Perkembangan Kecelakaan Kerja Smelter PT ITSS yang Tewaskan 18 Pekerja

Kemenaker kumpulkan keterangan dari PT IMIP.

Perkembangan Kecelakaan Kerja Smelter PT ITSS yang Tewaskan 18 Pekerja
Salah satu korban luka pada peristiwa kecelakaan kerja di lokasi pabrik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) pada kawasan IMIP. (Doc: ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

<ul>
<li> Ledakan tungku smelter di Morowali, Sulawesi Tengah menewaskan 18 pekerja, termasuk 8 pekerja asing asal Cina.</li>
<li> PT IMIP siap melakukan perbaikan pasca-kecelakaan fatal dan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk investigasi K3.</li>
<li> Para korban diberangkatkan ke rumah keluarga masing-masing dan akan mendapatkan santunan Rp600 juta dari PT IMIP dan PT ITSS.</li>
</ul> 

Jakarta, FORTUNE - Ledakan tungku Smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah, pada Minggu (24/12) menewaskan 18 pekerja di fasilitas tersebut.

Kapolres Morowali, AKBP Suprianto, pada Selasa (26/12) mengatakan korban terdiri dari 11 warga Indonesia dan 8 pekerja asing asal Cina. Di luar itu, berdasarkan data PT Kawasan industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang menaungi operasi ITSS, 39 orang mengalami luka-luka. 

Direktur Komunikasi PT IMIP, Emilia Bassar, mengatakan perusahaannya siap melakukan perbaikan menyusul kecelakaan fatal tersebut. Sementara itu, investigasi pada sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lokasi kejadian masih terus berlangsung.

"Perusahaan mempercayakan proses pendalaman penyebab kejadian Kecelakaan Kerja di PT ITSS kepada pihak berwenang, dan menjamin terselenggaranya kerja sama dengan para pihak terhadap rekomendasi penanganan dampak yang muncul sesuai tata hukum yang berlaku. Kami siap melakukan segala bentuk perbaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku," ujarnya dalam keterangan video yang dikutip Rabu (27/12).

Emilia mengatakan para korban meninggal juga telah diberangkatkan ke rumah keluarganya masing-masing. Khusus untuk para pekerja asing, PT IMIP telah berkoordinasi dengan instansi yang berwenang dalam pemberangkatan jenazah para korban ke Makassar, sebelum akhirnya diterbangkan ke negeri asalnya.

Masing-masing korban meninggal, sebut Emilia, akan mendapatkan santunan Rp600 juta sebagai bentuk tanggung jawab PT IMIP dan PT ITSS kepada para korban.

"Sedangkan bagi korban non-fatality [korban luka], tali asih akan diberikan sesuai dengan kasusnya masing-masing," ujarnya.

Kemenaker kumpulkan data dari PT IMIP

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) melalui tim Pengawas Ketenagakerjaan mulai melakukan pengumpulan data ke PT IMIP guna mendapatkan informasi secara mendalam ihwal penyebab kecelakaan kerja tersebut sejak 25 Desember lalu.

Dirjen Binwasnaker dan K3, Haiyani Rumondang, mengatakan dalam Siaran Pers Biro Humas, Selasa (26/12), bahwa tim tersebut juga berkoordinasi dengan Pengawas Ketenagakerjaan Sulawesi Tengah, BPJS Ketenagakerjaan, dan Polres Morowali.

Tim kemudian meminta keterangan kepada manajemen ITSS, serta manajemen PT Ocean Sky Metal Indonesia (OSMI) mengenai pekerja yang menjadi korban.

Selain itu, katanya, tim juga meninjau langsung lokasi kejadian kebakaran tungku smelter, mengunjungi korban luka-luka yang tengah dirawat di Klinik 2 PT IMIP, dan mengunjungi korban yang dirawat di RSUD Morowali.

Akan hal hak-hak pekerja, dia telah meminta Pengawas Ketenagakerjaan untuk memastikan seluruh hak mereka, baik yang meninggal maupun terluka, agar dipenuhi sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No.24/2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

"Dari pemeriksaan yang dilakukan tim Pengawas Ketenagakerjaan, apabila terbukti perusahaan tidak menjalankan ketentuan ketenagakerjaan baik norma kerja maupun norma K3, tentu akan dilakukan langkah-langkah hukum untuk penegakannya," katanya.

Kronologi kejadian

Sebelumnya, Kepala Divisi Media Relations PT IMIP, Dedy Kurniawan, mengatakan ledakan terjadi pada tungku smelter No. 41 di lantai 2 pada pukul 06.52 WITA.

Tungku tersebut awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan. Namun, meski tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi. Dinding tungku lantas runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran. Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi pun terdampak.

Usai peristiwa yang terjadi pada 24 Desember itu, PT IMIP menyalurkan santunan awal Rp25 juta per orang bagi korban meninggal dunia, termasuk biaya pengantaran jenazah hingga tiba di rumah keluarga masing-masing.

Selain itu, PT IMIP juga telah berkoordinasi dengan pihak BPJS Ketenagakerjaan untuk pemberian santunan lainnya. Para korban meninggal akan diwakili oleh ahli warisnya, berupa jaminan santunan 48 kali dari upah pokok terendah.

Di kawasan IMIP, upah pokok terendah mencapai Rp3.675.000. Dengan demikian, total jaminan santunan setara Rp174.400.000. Dana pemakaman jenazah juga diberikan sebesar Rp10 juta.

Tidak hanya itu, mereka juga mendapat santunan berkala yang dibayarkan sekaligus sebesar Rp12 juta, dan Jaminan Hari Tua (JHT) yang dibayar sekaligus senilai iuran yang telah dibayar untuk masing-masing pekerja.

Masing-masing korban tewas akan mendapatkan jaminan pensiun bagi yang bekerja kurang dari setahun yang akan dibayarkan sekaligus sesuai iuran yang telah dibayarkan. Sementara yang bekerja lebih dari setahun akan dibayarkan pensiun secara berkala sesuai ketentuan BPJS Ketenagakerjaan.

Respons pemerintah Cina

Pada Senin (25/12), Kementerian Luar Negeri Cina telah meminta Kedutaan Besar RRC di Jakarta untuk mengaktifkan prosedur tanggap darurat.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Mao Ning, dalam keterangan pers mengatakan pemerintahnya telah menginstruksikan Kedutaan Besar RRC di Indonesia untuk segera memverifikasi situasi dan menangani kecelakaan tersebut. 

"Kami berduka atas korban meninggal dunia dan luka dan menyampaikan belasungkawa kepada para korban," ujar Mao Ning dikutip Antara. Mao Ning menyebut Kementerian Luar Negeri Cina terus berkoordinasi dengan lembaga pemerintah lainnya serta pemerintah daerah terkait kecelakaan itu.

"Kami juga mengistruksikan untuk serta mencari tahu penyebab kecelakaan tersebut. Kedutaan Besar Cina di Jakarta juga memberikan arahan kepada perusahaan terkait mengenai pengaturan tindak lanjutnya," kata Mao Ning.

Dia mengatakan pemerintah Cina akan tetap menjalin komunikasi yang erat dengan pemerintah Indonesia untuk memastikan semua hal dapat ditangani dengan baik.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
Bisnis Manajemen Fasilitas ISS Tumbuh 5% saat Perlambatan Ekonomi
7 Jet Pribadi Termahal di Dunia, Harganya Fantastis!
Gagal Tembus Resisten, IHSG Diprediksi Konsolidasi
Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Pertamina Siapkan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi