Permen ESDM Nomor 19/2021 Cegah Monopoli Penyaluran Gas

Ego Syahrial jelaskan Permen ESDM 19/2021 di Komisi VII DPR.

Permen ESDM Nomor 19/2021 Cegah Monopoli Penyaluran Gas
Dok. PGN
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial mengatakan Peraturan Menteri (Permen) ESDM nomor 19 tahun 2021 tentang Penguasaan Gas Bumi Pada Kegiatan Usaha Hilir Migas dilakukan untuk mencegah praktik monopoli penyaluran gas yang dapat merugikan pelanggan industri.

Pasalnya, beleid itu membolehkan perusahaan pemegang izin niaga migas untuk mengembangkan fasilitas dan menyalurkan gas kepada pelanggan yang sebelumnya telah dilayani oleh perusahaan lain. 

Ini berlaku di suatu wilayah jaringan distribusi (WJD) yang belum memiliki pemegang hak khusus serta belum masuk dalam penetapan rencana lelang oleh Badan Pengatur Hilir (BPH) pada tahun berjalan.

"Intinya adalah, Permen sebelumnya menyatakan bahwa industri yang sudah dipasok badan usaha niaga tertentu tidak dapat dipasok oleh badan usaha niaga lain. Ini yang kami sempurnakan," ujarnya di hadapan anggota Komisi VII DPR, Senin (23/8).

Percepat Perizinan

Dalam ketentuan lama, yakni Permen ESDM No.4/2018, kegiatan pengembangan fasilitas dan penyaluran gas oleh perusahaan pemegang izin niaga baru memang hanya bisa dilakukan kepada pelanggan yang belum terlayani. Di samping itu, pengembangan dan penyaluran gas oleh perusahaan baru juga harus melalui proses pertimbangan dari BPH Migas yang prosesnya cukup lama.

Ia mencontohkan, permohonan pertimbangan dari Dirjen Migas atas pengajuan izin PT Pertamina Gas yang diajukan ke BPH pada Desember 2018 Desember, baru mendapatkan tanggapan 6 bulan setelahnya. Padahal, banyak wilayah jaringan distribusi yang belum ditetapkan jadwal lelangnya hanya dikuasai oleh satu badan usaha dan berpotensi merugikan konsumen jika terjadi monopoli.

"Proses pertimbangan ini memakan waktu cukup lama dengan Permen eksisting sebelum kami melakukan revisi. Sedangkan  perjanjian tingkat layanan (service level agreement/SLA) perizinan hilir migas kita sudah putuskan 10-15 hari kerja," jelasnya.

Bantah Ambil Wewenang BPH

Ego juga menepis kecurigaan sejumlah anggota dewan bahwa regulasi tersebut akan merebut kewenangan BPH Migas. Sebab, sesuai dengan tupoksinya, BPH hanya dimintai petimbangan atau rekomendasi dalam tiap penerbitan izin usaha niaga migas. 

Selain itu, wewenang dalam melakukan lelang wilayah jaringan distribusi juga masih ada di BPH Migas dan tak diubah sama sekali. "Tujuannya agar kita bisa lebih mendorong pembangunan infrastruktur dan pemanfaatan gas untuk domestik. Kedua, agar rekomendasi (izin) tersebut dapat diproses untuk tujuan menghindari praktek monopoli oleh 1 badan usaha niaga yang dapat melemahkan posisi konsumen gas," tandasnya

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024