Pertamina Buka Peluang Bermitra dengan Perusahaan Lain di Blok Masela

Pertamina tambahkan teknologi CCUS di blok tersebut.

Pertamina Buka Peluang Bermitra dengan Perusahaan Lain di Blok Masela
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan pemaparan mengenai pencapaian kinerja Pertamina pada saat acara Media Briefing “Capaian Kinerja 2022 PT Pertamina Persero” yang diselenggarakan di Gedung Grha Pertamina, Selasa (6/6). (Dok. Pertamina)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, mengatakan pihaknya membuka kemungkinan untuk menggelar kemitraan dengan perusahaan lain di Blok Masela. Pasalnya, mereka membutuhkan kompetensi pelengkap untuk mengelola blok tersebut.

"Dalam eksekusinya, dari sisi teknis [blok tersebut] cukup complicated," ujar Nicke dalam rapat dengar pendapat di Komisi VII DPR RI, Rabu (30/8).

Nicke mengatakan konsorsium Blok Masela saat ini tengah mengebut finalisasi rencana pembangunan (plan of development/PoD), termasuk pembiayaannya.

Dalam PoD baru ini, Pertamina juga memasukkan usulan soal pemasangan fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (carbon capture and utilization storage/CCUS) yang absen dalam PoD sebelumnya.

Tambahan CCUS di Blok Masela tersebut sejalan dengan program transisi energi pemerintah agar produk migas yang dihasilkan rendah karbon dan ramah lingkungan (blue energy).

"Eksekusi plan lagi dilakukan, dari sumur dan target sudah kita matangkan. Termasuk berapa yang akan diinjeksi C02 dan yang diperbolehkan flaring," ujarnya.

Secara teknis, eksplorasi gas akan dilakukan di tengah laut (offshore), sementara produksi dan penyimpanan gas secara floating di tengah laut, dan terminal LNG di daratan (onshore), termasuk fasilitas CCUS.

"Sampai saat ini kami meyakini ini cara yang paling cepat dan efektif yang bisa mengakomodir semua aspirasi yang ada," katanya.

Minta operasi dipercepat 

Saat ini Pertamina mengelola Blok Gas tersebut dengan mengempit 20 persen hak partisipasi (participating interest/PI).

Hak kelola tersebut dimiliki Pertamina dan Petronas setelah Shell, pengelola yang sebelumnya mengempit 35 persen PI di Blok Masela, memutuskan untuk keluar. 15 persen sisanya dikempit perusahaan migas asal Malaysia, Petronas.

Sementara Inpex masih mengempit 65 persen hak kelola.

Usai Pertamina dan Petronas masuk, pemerintah meminta blok ini beroperasi pada 2029. Lebih cepat dari target Inpex sebelumnya pada 2032.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024