Jakarta, FORTUNE - PT Pertamina (Persero) kembali jadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar Fortune Global 500 di tahun ini. Pertamina berada pada peringkat #223, naik 64 peringkat dibanding tahun 2021 yang diposisi #287.
Sebagai catatan, tahun ini Fortune Global 500 menempatkan 30 perusahaan migas dunia dalam kategori Petroleum Refining. Lima perusahaan tersbesar dalam kategori ini adalah China National Petroleum (#4), Sinopec Group (#5), Exxon Mobil (#12), Shell (#15), dan TotalEnergies (#27).
Pertamina sendiri berada di urutan 21 pada kategori ini, tepat di atas Idemitsu Kosan (#250) dan Repsol (#251).
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan upaya peningkatan daya saing berhasil membuat kinerja keuangan perseroan melonjak tajam di tahun lalu dan mengantarkan perusahaannya naik peringkat pada Fortune Global 500 tahun 2022.
Pertamina, mencatatkan revenue tahun 2021 sebesar US$57,51 miliar naik dibanding tahun lalu sebesar US$41,47 miliar. Sementara laba bersih perseroan melonjak hampir dua kali lipat dari US$1,05 miliar di 2020 menjadi US$2,045 miliar di tahun lalu.
"Ini sebuah pencapaian yang luar biasa di tengah tantangan global dan pandemi yang belum berakhir,” ucap Nicke dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (9/8)
Nicke menambahkan, Pertamina juga berada di peringkat 105 dari 227 perusahaan Asia dalam daftar Fortune Global 500 tahun ini. Sementara, di Asia Tenggara, posisinya berada di peringkat ke-5.
“Pertamina juga merupakan perusahaan peringkat 12 dari 24 perusahaan yang dipimpin Female CEO dan satu-satunya di kategori Petroleum Refining yang dipimpin Female CEO,” imbuhnya.
Adapun dalam daftar Fortune 100 yang dirilis Fortune Indonesia tahun ini, Pertamina berada di peringkat pertama.
Buah restrukturisasi
Dalam kesempatan sama, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan apresiasinya atas kenaikan peringkat Pertamina dalam Fortune Global 500. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa BUMN dapat bersaing dengan perusahaan global.
"Saya mengapresiasi setinggi-tingginya kepada direksi, komisaris, dan seluruh insan Pertamina yang bekerja keras dalam meningkatkan daya saing perusahaan di kancah internasional," ujar Erick.
Erick menuturkan pencapaian apik Pertamina tak lepas dari langkah transformasi dan restrukturisasi melalui pembentukan holding dan subholding. Ini membuat operasional Pertamina lebih efektif dan efisien lantaran fokus pada core bussiness.
"Sejalan dengan target kita bahwa Pertamina harus menjadi perusahaan Global Energy Champion dan memiliki valuasi senilai US$100 miliar," ujar Erick.
Ia juga berharap pencapaian Pertamina dapat mendorong BUMN lain meningkatkan kinerjannya kedepan. "Semakin baik kinerja BUMN, apalagi sampai diakui dunia, tentu akan berdampak signifikan bagi masyarakat," tandasnya.