Pertamina Percepat Uji Tuntas Akuisisi Blok Masela

Uji tuntas diharapkan selesai awal 2023.

Pertamina Percepat Uji Tuntas Akuisisi Blok Masela
Salah satu kilang minyak di Blok Masela. (petroenergy)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury, mengatakan PT Pertamina (Persero) tengah mempercepat uji tuntas (due diligence) terkait akuisisi 35 persen saham hak partisipasi atau participating interest (PI) Proyek Abadi LNG Blok Masela dari Shell karena terikat dengan tenggat waktu. 

"Karena itu kami berharap awal tahun 2023 sudah bisa dibicarakan," ujarnya usai Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI DPR pada Rabu (7/12).

Proses uji tuntas tersebut nantinya bakal dilanjutkan dengan penyampaian klasul perjanjian dari Pertamina yang akan dievaluasi oleh Shell. Namun, Pahala tidak menyebut bentuk penawaran dari Pertamina, kesanggupan akuisisi, serta nominal dana untuk mengakuisisi hak partisipasi Shell. 

Sebelumnya, Pertamina menyatakan minatnya untuk masuk ke proyek LNG Lapangan Abadi di Blok Masela, Maluku, setelah Shell Upstream Overseas Services menyatakan bakal keluar dan melakukan divestasi seluruh sahamnya—35 persen.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan perusahaanya telah melakukan nondisclosure agreement (N-DA) dengan Inpex Corporation selaku operator yang memiliki 65 persen saham di lapangan tersebut.

"Mereka akan membuka data roomnya sehingga kami bisa melakukan due diligence. Artinya kami menyatakan minat," ujarnya dalam rapat kerja di Komisi VI DPR, Kamis (8/9).

Namun demikian, proses untuk masuk ke proyek tersebut masih panjang karena Pertamina perlu menghitung kelayakan proyek tersebut ke depan."Tentu ujung-ujungnya kita bicara tentang commercial atau feasibility tentang harga dan sebagainya," katanya.

Kata Nicke, perusahaanya melihat adanya peluang untuk bisa meningkatkan cadangan dan produksi gas Iindonesia dari lapangan tersebut.

"Ini merupakan giant discovery," ujarnya sembari mengatakan, "kami melihat neraca gas Indonesia cenderung decline sehingga di atas tahun 2026 akan terjadi defisit. Maka ini harus segera, dibangun giant discovery-discovery yang lain untuk gas maupun minyak."

Rencana bentuk konsorsium

Selain oleh Pertamina, pengambilalihan Masela dari Shell rencananya juga dilakukan pemerintah dengan membentuk konsorsium. Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, mengatakan pembentukan konsorsium tersebut akan melibatkan Indonesia Investment Authority (INA), PT Pertamina (Persero) dan beberapa perusahaan lain.

"Kemarin kami baru selesai rapat dengan Pak Presiden [Joko Widodo] dengan Pak Menteri BUMN, nanti ada blending antara INA kemudian Pertamina dan mungkin ada beberapa perusahaan lain yang dijajaki Menteri BUMN untuk mengambil alih saham 35 persen tersebut," ujarnya di Komisi VI DPR, pada hari yang sama.

Rencana pembentukan konsorsium itu juga sejalan dengan instruksi presiden untuk mempercepat proyek LNG Lapangan Abadi dengan kehadiran mitra baru bagi Inpex Corporation selaku operator.

Pasalnya, sejak Shell mengumumkan akan keluar dari lapangan gas yang terletak di perairan Arafuru, Maluku, tersebut, eksploitasi mangkrak karena belum adanya pengganti Shell.

"Presiden sudah memberikan arahan baik ke saya maupun Menteri BUMN bahwa program gas di Maluku menjadi salah satu prioritas bapak Presiden, dan Inpex sebagai pemilik saham mayoritas tetap harus diminta untuk cepat melakukan ini, problemnya Shell keluar," jelas Bahlil.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024