Jakarta, FORTUNE - SEG Solar Inc., memulai peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan pabrik Panel Surya di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Senin (30/9). Perusahaan tersebut menjadi investor pertama dari Amerika Serikat yang secara resmi memulai investasi hilirisasi pasir silika di Indonesia.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, Nurul Ichwan, mengatakan peningkatan realisasi investasi khususnya pada ekosistem industri panel surya sangat penting untuk mendukung pencapaian target bauran energi terbarukan sebesar 42 persen pada 2030.
“Capaian bauran energi terbarukan hingga saat ini baru mencapai sekitar 14 persen,” ujar dia di KIT Batang, Jawa Tengah, dikutip dari keterangan resmi, Rabu (2/10).
Nurul Ichwan mengatakan Kementerian Investasi/BKPM mendukung sepenuhnya investasi hilirisasi pasir silika oleh PT SEG Solar Manufaktur Indonesia. Ini menandakan keseriusan pemerintah dalam mengimplementasikan program hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah, “termasuk memperkuat komitmen Indonesia untuk menjadi bagian dari global supply chain, serta untuk mencapai target nationally determined contribution (NDC) dan bauran energi terbarukan melalui penguatan ekosistem industri panel surya,” kata Nurul.
Data Kementerian Investasi/BKPM menunjukkan proyek industri panel surya ini akan menjadi pabrik panel surya terintegrasi terbesar SEG Solar di Asia Tenggara untuk mendukung rantai pasok secara global, dengan total rencana investasi US$500 juta atau setara Rp8 triliun.
Pabrik ini diperkirakan akan menyerap hingga 2.000 tenaga kerja dalam kurun waktu 5 tahun mendatang, dengan total kebutuhan lahan seluas 40 hektare.
Pembangunan pabrik panel surya ditargetkan selesai pada 2025 dengan total kapasitas produksi 5 gigawatt, yang akan diekspor terutama ke Amerika Serikat, dan juga untuk pasar dalam negeri.
Pelaksanaan groundbreaking ini merupakan tindak lanjut penandatanganan perjanjian pra-kerja sama antara SEG Solar Inc., PT ATW Solar Manufaktur Indonesia dan KITB pada 23 Juni 2023 di Washington DC, yang turut disaksikan Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, yang pada saat itu menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.
Pada 2023, perusahaan-perusahaan yang berasal dari Amerika Serikat telah menambah nilai investasi hingga US$3,3 miliar dengan pertumbuhan relatif stabil sejak 2021.
Pada semester I-2024, Amerika Serikat berada pada peringkat keempat sebagai negara sumber penanaman modal asing (PMA) dengan nilai investasi hampir mencapai US$2 miliar, atau 60 persen dari nilai investasi tahun sebelumnya.
Produksi panel surya ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan kebutuhan konsumsi listrik nasional yang diproyeksikan akan meningkat rata-rata sebesar 4,1 persen per tahun dalam 10 tahun ke depan.
"Peningkatan konsumsi ini didorong dengan tingginya kebutuhan pelanggan individu dan maraknya pengembangan industri. Proyek hilirisasi pasir silika ini juga diharapkan dapat memainkan peran penting dalam pengembangan potensi energi terbarukan di Indonesia,” ujar Nurul Ichwan