Jakarta, FORTUNE - PT PLN Nusantara Power (PLN NP) mengebut pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 50 Megawatt (MW) di Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk kebutuhan upacara peringatan Kemerdekaan RI pada 17 Agustus mendatang.
Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah, mengatakan sinkronisasi tahap pertama PLTS dengan kapasitas 10 MW telah berhasil dilakukan sesuai jadwal pada 22 Februari 2024.
Nantinya, setelah sinkronisasi untuk 40 MW tuntas, pihaknya akan melakukan uji coba hingga pembangkit tersebut bisa beroperasi secara komersial mengaliri listrik ke IKN.
"PLTS IKN bisa beroperasi tepat waktu dan bisa digunakan melistriki IKN saat upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (3/5).
PLTS ini dibangun di lahan seluas 80 hektare dengan 21.600 panel surya dan mampu menyerap tenaga kerja lokal hingga 337 orang. Pemerintah menargetkan IKN dapat menggunakan EBT sebesar 80 persen dari total kebutuhan listriknya pada 2024.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, mengatakan pasokan listrik yang ramah lingkungan berbasis energi baru terbarukan akan menjadi pelopor kelistrikan di IKN.
"Salah satu infrastruktur di IKN adalah ketenagalistrikan. Oleh karena itu, hal ini menjadi sangat penting. Tanpa listrik tidak ada yang bergerak disana," ujar Jisman dalam kunjungan kerja di IKN, Rabu lalu.
Menurutnya persiapan infrastruktur kelistrikan dari hulu ke hilir harus diperinci agar mitigasi risiko terhadap permasalahan yang muncul bisa segera diakomodir.
"Harapannya kesiapan listrik sebagai salah satu infrastruktur pendukung utama terbentuknya IKN bisa segera dimatangkan sesuai dengan konsep yang diusung IKN," kata Jisman.
Setiap permasalahan yang berkenaan dengan urusan teknis dan standarisasi kelistrikan diharapkan dapat diselesaikan bersama antara PLN dengan kementerian/lembaga terkait karena PLN wajib melaporkan progres yang ada secara periodik tiap tiga bulan.
"Saya berharap dengan kedatangan kami, terdapat laporan yang lebih khusus ke Menteri ESDM sehingga keraguan atau pengawasan terhadap pengembangan infrastruktur bisa berjalan dengan baik," ujarnya.
Reduksi emisi 104 ribu ton CO2 per tahun
Dalam acara peletakan batu pertama pembangunan PLTS di IKN, Presiden Joko Widodo sempat menjelaskan bahwa pembangkit tersebut dapat mereduksi emisi hingga 104.000 ton CO2 per tahun.
Adapun energi hijau yang dihasilkan mencapai sekitar 93 Giga Watt Hour (GWh) per tahun.
Harapannya, PLTS ini akan menjawab pertanyaan soal kecukupan kebutuhan listrik di IKN.
”Pertanyaan selanjutnya, listriknya ada tidak? Siap atau tidak, katanya green energy? Di mana? Pertanyaannya sore hari ini langsung terjawab,” kata Jokowi.
Jokowi juga meminta agar jalur kelistrikan di IKN harus tertanam di bawah tanah untuk memastikan estetika tetap terjaga.
”Saya minta sejak awal kabelnya jangan kelihatan mata. Harus semuanya ground cable dimasukkan ke kapling di bawah tanah. Masa kita membangun ibu kota yang bagus seperti ini kabelnya di atas,” ujar Jokowi.