Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo memastikan pemenuhan pasokan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dalam kondisi cukup. Pasalnya, pasokan batu bara di 17 pembangkit yang sebelumnya dalam kondisi kritis, kini rata-rata telah mencapai 15 hari operasi (HOP).
"Pasokan batu bara telah sesuai rencana. Dan ke depan, kami berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga pasokan batu bara untuk bahan bakar PLTU melalui pengamanan secara berlapis," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (4/2).
Darmawan mengatakan PLN telah melakukan perubahan paradigma dalam pemantauan dan pengendalian pasokan batu bara. Semula fokusnya pengawasan di titik bongkar (estimated time of arrival/ETA), kemudian berubah menjadi di titik muat/loading.
"Jika ada potensi kegagalan pasokan karena ketersediaan batu bara maupun armada angkutannya, akan dapat dideteksi lebih dini. Corrective action dapat dilakukan as early as possible sehingga kepastian pasokan dapat lebih terjaga," kata Darmawan.
Langkah pengawasan diambil bukan saja secara fisik di lapangan, tetapi juga dengan integrasi sistem pemantauan digital antara sistem PLN dengan sistem di Dirjen Minerba ESDM.
"Sistem ini memberikan informasi target loading dan terintegrasi dengan sistem di Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM yang mencatat realisasi loading dari setiap pemasok," ujar Darmawan.
Melalui sistem tersebut, PLN bisa mengetahui kebutuhan batu bara hingga beberapa waktu ke depan.
"PLN juga memperbaiki mekanisme perjanjian, yaitu kontrak yang semula bersifat fleksibel jangka pendek diubah menjadi kontrak yang lebih firm dan jangka panjang serta langsung dengan pemilik tambang yang memiliki kredibilitas dengan kualitas (spesifikasi) dan volume batu bara yang dibutuhkan PLN," kata Darmawan.
PLN juga meningkatkan kerja sama dengan para pengusaha kapal melalui INSA (Indonesian National Shipowners Association). Langkah ini dilakukan secara intens untuk memastikan realisasi pasokan batu bara termasuk penugasan dari Kementerian ESDM dapat terlaksana. Pengirimannya pun sesuai jadwal yang dibutuhkan.
Pembayaran Lebih Cepat
Sebelumnya, Darmawan juga menyampaikan PLN telah memastikan proses pembayaran kepada seluruh pihak yang terlibat dalam rantai pasok batu bara ini berlangsung lebih cepat.
Kecepatan pembayaran ini juga berlaku untuk pengadaan kapal, tongkang, bongkar muat. Juga pembayaran yang langsung kepada para penambang.
Strategi lainnya adalah mengubah kontrak yang semula bersifat jangka pendek diubah menjadi kontrak jangka panjang dan langsung ke pemilik tambang.
"Kami mengubah kontrak agar lebih memiliki kepastian pasokan. Kami juga mengubah kontrak yang tadinya fleksibel menjadi lebih tertib lagi baik dari sisi volume pasokan juga jadwal pengiriman. Lalu, yang tadinya pakai trader, kita kontrak langsung ke penambang," tuturnya.