Prabowo Minta Pembangunan Giant Sea Wall Dipercepat

Prabowo sebut tanggul laut jawaban fenomena abrasi.

Prabowo Minta Pembangunan Giant Sea Wall Dipercepat
Prabowo Subianto menyampaikan pidato saat menghadiri silahturahmi Nasional Ummat dan Ulama di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (9/1). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, meminta adanya pembangunan tanggul pantai dan tanggul laut atau Giant Sea Wall. Menurutnya, proyek tersebut merupakan jawaban atas fenomena naiknya permukaan laut, abrasi, penurunan muka tanah, serta buruknya kualitas hidup masyarakat di pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa .

Hal tersebut dia sampaikan saat menyampaikan keynote speech dalam Seminar Nasional: Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall), Rabu (10/01).

Menurut Prabowo, meski dia tidak mengikuti kajian proyek tersebut sejak awal, proyek gagasan tanggul laut raksasa yang sudah belasan tahun digagas tidak boleh lagi ditunda.

Dia mengakui bahwa sebagai Menteri Pertahanan, dia tidak memiliki kapasitas untuk mendorong proyek tersebut. Namun, kata dia, sebagai pemimpin partai politik dia merasa proyek tersebut mendesak.

Pasalnya, dalam beberapa kali berkampanye, dia menyaksikan sendiri kualitas hidup masyarakat pesisir Pantura yang mengenaskan akibat abrasi dan turunnya permukaan tanah.

"Saya melihat dari mulai 2014 sampai sekarang, kalau saya kunjungi, saya melihat keluarga-keluarga itu yang hidup di ruang tidurnya di ruangan makannya, itu air setinggi lutut. Anak-anak mereka hidup di tengah air seperti itu, di tengah lalat, di tengah air, di tengah sampah, membuat saya bertanya kepada diri saya sebagai pemimpin politik, apa yang bisa saya buat untuk segera merubah bukan di kelak kemudian hari tapi segera," ucapnya.

50 juta penduduk terdampak 

Dalam kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa pertumbuhan di kawasan Pantura— berdasarkan studi Japan International Cooperation Agency (JICA)— mencapai 20 persen dari PDB Indonesia, dengan kegiatan industri, perikanan, transportasi, dan pariwisata. 

Kondisi abrasi dan penurunan muka tanah yang terjadi saat ini bisa berdampak pada perekonomian 50 juta orang yang tinggal di kawasan tersebut, katanya.

Beragam ancaman yang mengintai kawasan Pantura Jawa, lanjutnya, juga akan mempengaruhi keberlangsungan aktivitas ekonomi dan meningkatkan potensi bencana bagi jutaan penduduk yang berdiam di daerah tersebut. 

Selain itu, fenomena degradasi di Pantura Jawa yang tidak tertangani diperkirakan juga akan mengancam keberadaan dari 70 kawasan industri, 5 kawasan ekonomi khusus, 28 kawasan peruntukan industri, 5 wilayah pusat pertumbuhan industri, serta berbagai infrastruktur logistik nasional seperti bandara, jalur kereta api, hingga pelabuhan.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina