Jakarta, FORTUNE - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan realisasi investasi PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk proyek smelter di JIIPE, Gresik, Jawa Timur, telah menyentuh US$2,2 miliar (Rp33 triliun) per Mei 2023 dari total investasi US$3 miliar (Rp45 triliun).
Proyek smelter dengan desain single line terbesar di dunia tersebut telah menyerap 15.000 tenaga kerja dari Indonesia.
“Melalui proyek smelter ini, kita lakukan hilirisasi untuk penciptaan nilai tambah. Kita ingin Indonesia yang tidak hanya dikenal karena sumber daya alamnya saja, tapi karena produknya," ucap Bahlil dalam keterangan resminya, dikutip Kami (22/6).
Menurutnya, hilirisasi sumber daya di Indonesia telah terbukti mampu meningkatkan pendapatan negara. "Nikel contohnya, naik dari US$3,3 miliar menjadi US$30 miliar setelah kita stop ekspor nikel dan lakukan hilirisasi,” ujarnya.
Pada Senin (20/6), Presiden Joko Widodo didampingi Bahlil Lahadalia dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju meninjau pembangunan smelter PTFI. Mereka berkeliling melihat kemajuan pembangunan proyek dengan dipandu oleh Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas.
Presiden Jokowi menyampaikan apresiasinya atas realisasi kemajuan pembangunan smelter yang akan mencapai 72 persen dan ditargetkan dapat selesai sebelum Mei 2024.
Menurutnya, hasil produksi dari smelter tersebut harus diintegrasikan dengan hasil komoditas tambang lainnya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan diolah menjadi produk akhir bernilai tambah seperti kendaraan listrik dan baterainya.
“Jadi, ke depan kita memiliki daya saing di situ. Smelter ini pijakan fondasi untuk kita menjadi negara maju karena dari yang bertumpu kepada konsumsi, bertumpu sekarang kepada produksi,” ujar Jokowi dalam keterangannya.
Smelter akan hasilkan 600.000 ton tembaga
Tony Wenas mengungkapkan bahwa proyek smelter ini merupakan kontribusi Freeport Indonesia dalam hilirisasi pertambangan, sesuai dengan fokus pemerintah Indonesia yang mendorong transformasi ekonomi melalui hilirisasi.
Dalam hematnya, Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah untuk menyuplai konsentrat ke Gresik untuk dimurnikan menjadi katoda tembaga, emas batangan dan perak batangan. Setelah smelter beroperasi nanti, fasilitas tersebut akan mampu menghasilkan 600.000 ton tembaga, 50 ton emas, dan 210 ton perak per tahun.
“Tembaga ini digunakan untuk banyak sekali keperluan, tapi paling utama untuk penghantar listrik, termasuk untuk kendaraan listrik. Tembaga ke depannya sangat menjanjikan. Beruntung sekali Indonesia menjadi salah satu pemain utama tembaga,” kata Tony.
Proyek smelter PTFI ini berlokasi di Gresik dan telah berjalan sejak 2021. Proyek ini mencakup smelter tembaga dengan kapasitas 1,7 juta ton per tahun dan precious metal refinery (PMR) berkapasitas 6.000 ton per tahun. Produk yang dihasilkan berupa katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, platinum group metals (PGM), serta produk-produk sampingan lainnya seperti asam sulfat, terak, gipsum, dan timbal.