RI Butuh 17 Juta Telenta Digital, Ini Strategi Kemendikti Saintek

Optimalkan program mikrokredensial.

RI Butuh 17 Juta Telenta Digital, Ini Strategi Kemendikti Saintek
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro (tengah) mengikuti rapat kerja dengan Komite III DPR RI. (ANTARA FOTO//Asprilla Dwi Adha)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Kemendikti akan gunakan konsep microcredential selama enam bulan hingga satu tahun untuk mencapai kebutuhan tersebut.
  • Pemerintah akan mendorong penciptaan startup berteknologi tinggi dan pengembangan infrastruktur STP berorientasi digital.

Jakarta, FORTUNE - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, mengatakan pemerintah perlu menyiapkan talenta sains dan teknologi, khususnya pada bidang digital, dalam waktu singkat. Pasalnya, Indonesia membutuhkan lebih dari 17 juta talenta digital hingga 2030.

Untuk mencapai kebutuhan tersebut, Kemendikti Saintek akan menggunakan konsep penyelenggaraan program microcredential selama enam bulan hingga satu tahun.

"Dulu sebutnya vokasi, tapi kita ingin lebih fokus, maka dikatakan microcredential. Jadi, spesifik topik dikuasai anak-anak muda, dan mereka langsung bekerja di industri terkait. Memang harus in-line dengan industri bersangkutan, tidak bisa kita didik talenta digital tanpa industri yang akan menjadi offtaker-nya," ujarnya dalam Indonesia Digital Economy Outlook 2025, Jumat (13/12).

Sementara itu, dari sisi perusahaan, Satryo mengatakan pemerintah akan mendorong penciptaan startup berteknologi tinggi yang memiliki daya saing global. Dengan demikian, para talenta digital mumpuni nantinya dapat terserap di dalam negeri tanpa harus bekerja di negara lain.

"Industri yang dikembangkan adalah industri dengan deep tech, teknologi tinggi, sehingga selalu memiliki daya saing. Produk dan teknologinya terus dikembangkan setiap tahun. Dengan begitu, startup ini mampu bersaing secara global dan memberikan peluang kerja dengan insentif yang tinggi," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan saat ini Indonesia masih kekurangan 600.000 talenta setiap tahunnya untuk memanfaatkan potensi ekonomi digital. Masalah lain yang dihadapi adalah kurikulum digital yang masih tertinggal serta kesenjangan antara pendidikan dan industri.

"Kami di kementerian membuat strategi untuk mengembangkan talenta digital melalui program microcredential. Contohnya, bekerja sama dengan kurikulum AI Intel yang sudah berjalan baik sekarang. Kemudian, AI UNESCO, Google Bangkit, yang diselaraskan dengan standar kompetensi kerja nasional," ujarnya.

Di samping itu, pemerintah juga memperluas kurikulum digital melalui platform pembelajaran daring demi meningkatkan akses terbuka bersama Indonesia Cyber Education Institute. Ada pula pemberian beasiswa untuk talenta riset dan inovasi digital melalui program LPDP yang dikolaborasikan dengan universitas luar dan dalam negeri.

Pemerintah juga mendorong pengembangan infrastruktur Kawasan Sains dan Teknologi (STP) berorientasi digital, seperti geonomics yang telah dikembangkan di Humbang Hasundutan, Sumatra Utara, untuk menjadi wadah pertemuan riset dan kebutuhan industri.

Pengembangan pusat kecerdasan buatan kelas dunia juga akan dilakukan melalui konsorsium perguruan tinggi guna menarik minat talenta global dan investor asing. Menurut Satryo, hal ini akan mendorong kolaborasi global untuk meningkatkan daya saing nasional melalui kualitas riset kelas dunia.

"Yang paling penting adalah kebangkitan ekonomi digital berbasis riset (deep tech). Kalau tidak, kita tidak akan survive dan akan kalah dari pesaing kita. Riset inilah yang menopang pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan," katanya.

Magazine

SEE MORE>
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024

Most Popular

OJK Digeledah KPK, Juru Bicara Buka Suara
Daftar Saham Lo Kheng Hong, Sektor Keuangan hingga Energi!
Siapa Pemilik Sritex? Ini Profil dan Perusahaannya
Kinerja Smartfren Memburuk, Bosnya Ungkap Persaingan yang Makin Berat
Sritex Resmi Pailit Usai Kasasi Ditolak, Berutang Rp26 T
Sritex Siap Ajukan Peninjauan Kembali (PK), Belum Menyerah