Rupiah Melemah ke Rp16.078 per US$, Kompak dengan Mata Uang Asia

PDB di atas 5 persen di Q1 beri sentimen positif ke rupiah.

Rupiah Melemah ke Rp16.078 per US$, Kompak dengan Mata Uang Asia
Ilustrasi Bank Indonesia dalam Uang/Shutterstock E.S Nugraha
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Rupiah melemah 31 poin atau 0,20 persen ke Rp16.078 per US$ pada perdagangan Senin pagi.
  • Pelaku pasar menantikan data inflasi AS, The Fed belum yakin akan memangkas suku bunga, indeks dollar AS sedikit menguat.
  • Mata uang kawasan Asia mayoritas melemah, sementara mata uang negara maju bergerak variatif.

Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka melemah pada perdagangan Senin (13/5) pagi. Mata Uang Garuda mengalami penurunan 31 poin atau 0,20 persen ke Rp16.078 per US$.

Pada perdagangan Jumat (10/5) sore, rupiah ditutup di level Rp16.047 per US$, naik tipis 1 poin atau 0,07 persen.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah masih akan berkonsolidasi dan berpotensi tertekan terhadap dollar AS hari ini. Pasalnya, pelaku pasar menantikan data penting inflasi konsumen dan produsen AS yang akan dirilis pekan ini.

Meskipun pasar meyakini bank sentral AS tidak akan menaikan suku bunga acuannya tahun ini, Ariston berpandangan bahwa The Fed juga tidak terburu-buru memangkas suku bunga acuannya. Dus, pelaku pasar tetap harus melihat data-data ekonomi dan pernyataan pejabat baru The Fed untuk menguatkan ekspektasi mengenai masa depan suku bunga acuan AS ini.

"Sikap the Fed yang masih belum yakin 100 persen untuk memangkas suku bunganya menyebabkan dollar AS masih berpotensi menguat terhadap nilai tukar lainnya, apalagi bila data AS masih menunjukkan hasil yang bagus," katanya kepada Fortune Indonesia.

Pagi ini indeks dollar AS menguat tipis ke level 105,35 dibandingkan penutupan akhir pekan lalu di level 105,31. Menurut Ariston, rupiah berpotensi melemah dan bergerak ke level Rp16.080 per US$ dengan peluang support di kisaran Rp16.000 per US$.

"Sentimen positif untuk rupiah datang dari dalam negri dimana pertumbuhan PDB kuartal pertama 2024 yang masih berhasil mencetak angka di atas 5 persen," jelasnya.

Mata uang Asia

Senada dengan Rupiah, pergerakan mayoritas mata uang kawasan Asia juga melemah pada perdagangan pagi ini. Terpantau hanya Rupe India yang mengalami penguatan tipis sebesar 0,01 persen.

Sementara Yen Jepang terpantau melemah 0,04 persen, Dolar Hongkong melemah 0,02 persen, Dolar Singapura turun 0,01 persen, Dolar Taiwan turun 0,10 persen, Won Korea melemah 0,13 persen, dan Peso Filipina turun 0,042 persen.

Kemudian, Yuan China tercatat turun 0,10 persen, Ringgit Malaysia turun 0,14 persen dan Bath Thailand turun 0,08 persen.

Adapun mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan Euro begerak menguat 0,04 persen dan Poundsterling naik 0,05 persen'; sedangkan Dolar Kanada turun 0,10 persen dan Franc Swiss turun 0,14 persen.

Related Topics

Nilai Tukar Rupiah

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
Bisnis Manajemen Fasilitas ISS Tumbuh 5% saat Perlambatan Ekonomi
7 Jet Pribadi Termahal di Dunia, Harganya Fantastis!
Gagal Tembus Resisten, IHSG Diprediksi Konsolidasi
Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Pertamina Siapkan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi