Rupiah Melemah, Kemenkeu Perkuat Sinergi dengan Bank Indonesia

BI kerek suku bunga acuan, rupiah menguat.

Rupiah Melemah, Kemenkeu Perkuat Sinergi dengan Bank Indonesia
Kepala BKF Febrio Nathan Kacaribu. (Dok. Kemenkeu)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Pemerintah dan Bank Indonesia bersinergi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi global.
  • Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik 55 poin menjadi Rp16.165 per US$, menyusul kenaikan suku bunga BI-Rate.
  • Kenaikan suku bunga BI-Rate dilakukan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak risiko global dan memastikan inflasi tetap dalam sasaran.

Jakarta, FORTUNE - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, mengatakan pemerintah akan terus bersinergi dengan Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian perekonomian global. 

Rupiah sejauh ini telah menembus level Rp16.000 sejak diperdagangkan usai libur panjang Lebaran, menyusul meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan kekhawatiran mengenai bertahannya suku bunga Fed dalam waktu lebih lama. 

Pada Rabu (24/4) pagi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta (JISDOR), naik 55 poin atau 0,34 persen menjadi Rp16.165 per US$ dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.220 per US$.  

“Ini harusnya kita bisa kerja sama dengan baik, antara fiskal dan moneter,” ujar Febrio dalam kegiatan halal bihalal di Kementerian Keuangan, Rabu (24/4). 

Pada hari yang sama, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada bulan ini memutuskan untuk menaikkan Suku Bunga Acuan BI-Rate sebesar 25 basis poins (bps) menjadi 6,25 persen.

Suku bunga Deposit Facility pun mengalami kenaikan 25 bps menjadi 5,50 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 7,00 persen.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan kenaikan suku bunga ini ditujukan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak memburuknya risiko global, serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024.

Usai pengumuman tersebut, rupiah ditutup pada level Rp16.115 per US$ atau menguat 65 basis poin pada akhir perdagangan Rabu sore.

Respons atas rencana defisit APBN 2025

Dalam kesempatan tersebut, Febrio merespons Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 dengan kepemimpinan baru Prabowo Subianto yang menyebut target defisit anggaran meningkat jadi 2,45 persen sampai 2,8 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dari 2,29 persen pada tahun ini.

Di samping defisit, RKP pemerintahan Prabowo juga menyatakan rasio utang pemerintah terhadap PDB diperkirakan naik ke level 39,77 persen hingga 40,14 persen pada tahun anggaran tersebut.

Target itu juga lebih tinggi dibandingkan dengan target tahun ini yang target rasio utangnya untuk tahun ini dipatok pada level 38,26 persen.

Menurut Febrio, Kemenkeu akan tetap memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terkelola dengan baik. Dia juga meminta masyarakat menunggu hasil pembahasan RKP termasuk terkait pelebaran defisit APBN.

“Nanti kita ikuti prosesnya. Ini kan proses siklusnya sudah jelas bahwa penyusunan APBN dimulai dengan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF), lalu ada RKP. Ini nanti prosesnya di DPR. Jadi, kita ikuti saja prosesnya,” ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024