Sandiaga Sebut Indonesia Jajaki Visa Regional dengan Negara Asean

Visa destinasi tunggal Asean kembali dibahas di ATF 2025.

Sandiaga Sebut Indonesia Jajaki Visa Regional dengan Negara Asean
Menparekraf, Sandiaga S. Uno. (dok. Kemenparekraf)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Menteri Sandiaga Uno menjajaki visa gabungan dengan negara-negara Asean untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Asia Tenggara.
  • Visa regional ini memungkinkan wisatawan dari luar Asean hanya perlu mengurus satu visa untuk berkunjung ke beberapa negara anggota Asean.
  • Sandiaga berharap resolusi ini akan diimplementasikan pada Forum Pariwisata Asean di Malaysia, Januari 2025. 

Jakarta, FORTUNE - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, mengatakan pemerintah tengah menjajaki visa gabungan dengan sejumlah negara di Asean. Visa regional tersebut menjadi salah satu resolusi dalam Asean Tourism Forum (ATF) pada Januari lalu dan menjadi salah satu strategi yang didorong untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Asia Tenggara.

Dengan visa gabungan tersebut, wisatawan dari berbagai negara di luar kawasan Asia Tenggara hanya perlu mengurus satu visa untuk bisa bepergian ke sejumlah negara anggota Asean seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, hingga Filipina.

"Forum (ATF) ini melibatkan menteri-menteri pariwisata Asean, dan salah satu resolusi yang kami usulkan untuk diadaptasi oleh setiap negara adalah jenis destinasi tunggal Asean yang mencakup persyaratan visa. Ini berarti ketika Anda tiba di Indonesia, Anda tidak perlu repot lagi mengurus imigrasi untuk visa lain," ujarnya dalam Bloomberg CEO Forum, Rabu (4/9).

Meski demikian, Sandiaga menyampaikan bahwa kemungkinan dia takkan sempat mengawal resolusi tersebut karena masa jabatannya sebagai menteri akan berakhir dalam enam pekan ke depan. Karena itu, ia berharap Menparekraf berikutnya akan melanjutkan penjajakan tersebut dan menindaklanjutinya pada gelaran ATF yang akan berlangsung di Johor Bahru, Malaysia, pada Januari 2025.

Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga juga menyampaikan bahwa menjadikan Asean sebagai destinasi tunggal yang terintegrasi bukan hal sulit. Apalagi, negara-negara di Asia Tenggara memiliki potensi pariwisata yang sangat besar dan telah terbukti berhasil mendatangkan banyak pelancong.

"Thailand menarik sekitar 50 juta wisatawan, Malaysia sekitar 40 juta, dan Singapura serta Vietnam juga menarik jumlah yang signifikan. Kita seharusnya menawarkan kemudahan pergerakan di dalam negara-negara Asean. Jadi, Asean sebagai satu destinasi bisa menjadi langkah mudah yang bisa kita ubah menjadi pariwisata yang lebih berkualitas," katanya.

Selain itu, dia juga menyampaikan pentingnya Menparekraf selanjutnya mempertimbangkan kembali rezim Bebas Visa yang pernah ada saat pandemi COVID-19. Pasalnya, saat ini Indonesia menjadi satu dari sedikit negara yang masih menerapkan visa on arrival kendati negara-negara lain sudah menerapkan bebas visa kunjungan.

"Ini adalah sesuatu yang terus kami dorong kepada presiden dan kementerian lainnya. Hal ini karena [Indonesia] mungkin adalah salah satu dari sedikit negara yang masih memberlakukan visa saat kedatangan, sementara beberapa tetangga [Indonesia] telah menghapus persyaratan visa, yang memungkinkan mereka meningkatkan kunjungan wisatawan pascapandemi," ujarnya. 

Sandiaga sebelumnya telah mengungkapkan bahwa Kemenparekraf telah mengusulkan penerapan bebas visa kunjungan terhadap 20 negara. Beberapa di antaranya adalah Australia, Cina, India, Korea Selatan, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Qatar, Uni Ermirat Arab, Arab Saudi, Belanda, Jepang, Rusia, Selandia Baru, Italia, dan Spanyol. 

"Prosesnya sudah masuk tahap finalisasi dan ada daftar fleksibilitas dari 20 negara yang diajukan itu. Yang kami ajukan adalah wisatawan dengan dampak ekonomi terbesar," ujar Sandiaga dalam jumpa pers mingguan Juli lalu.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024