Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko "Jokowi" Widodo meresmikan Bendungan Semantok di Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk Jawa, Selasa (20/12). Sebagai salah satu Program Strategis Nasional (PSN), bendungan itu dianggap penting karena dapat membantu pengelolaan air untuk lahan-lahan pertanian di Jawa Timur.
Semantok merupakan bendungan ke-30 yang telah diresmikan dan dioperasikan sejak 2015. Bendungan ini termasuk daftar 61 dam yang ditargetkan selesai hingga 2024.
"Bagaimanapun air adalah kunci, baik untuk pertanian maupun untuk hal hal yang lain seperti air bersih, listrik dan pariwisata. Oleh sebab itu, semakin banyak bendungan yang kita bangun, kita harapkan produksi pertanian kita semakin baik dan kesejahteraan petani semakin baik," kata Presiden Jokowi.
Lantas seperti apa spesifiksi bendungan ini?
Sang Kepala Negara menjelaskan Bendungan Semantok memiliki kapasitas tampung 32,67 juta m3 yang bersumber dari aliran Sungai Semantok dengan luas area genangan 365 hektare. Bendungan tersebut nantinya akan memasok daerah irigasi seluas 1.900 hektare di Nganjuk.
Dengan kapasitas tersebut, Bendungan Semantok diharapkan dapat meningkatkan masa panen dari sekali menjadi dua kali.
"Biasanya panen dua kali bisa menjadi tiga kali, dan yang biasanya tidak dapat ditanami padi sekarang bisa ditanami tanaman pangan. Semoga bendungan ini bisa bermanfaat bagi petani di Nganjuk dan Jawa Timur pada umumnya," kata Jokowi.
Dapat bantu pengelolaan banjir
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengatakan Bendungan Semantok juga akan menambah daftar jumlah tampungan air di Jawa Timur. Bendungan ini diproyeksikan mengurangi risiko banjir 137 m3/detik pada kawasan hilir, yakni di Kecamatan Rejoso. Manfaat lainnya adalah penyediaan air bersih bagi 143.000 jiwa di Kecamatan Rejoso dan Nganjuk.
Dari delapan bendungan yang pembangunannya diprogram untuk 2015–2024, beberapa telah tuntas. Pertama, ada Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan; lalu Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek; kemudian Bendungan Bendo di Ponorogo; keempat Bendungan Gongseng di Bojonegoro; setelahnya, Bendungan Nipah di Kabupaten Sampang; keenam Bendungan Bajulmati di Kabupaten Banyuwangi; satu bendungan lain masih dalam tahap konstruksi, yakni Bendungan Bagong di Kabupaten Trenggalek.
"Saya lihat potensinya memang besar sekali bendungan ini, namun harus dikelola dengan baik agar tidak mengurangi kualitas dan kuantitas airnya," kata Basuki.
Dibangun sejak 2017
Bendungan Semantok dikerjakan sejak 2017 dalam 2 paket pekerjaan: paket 1 oleh kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya–PT Pelita Nusa Perkasa, KSO; dan paket 2 menggandeng PT Hutama Karya–PT Bahagia Bangunnusa, KSO, dengan anggaran APBN Rp2,5 triliun.
Bendungan Semantok diharapkan dapat bermanfaat bagi upaya pemeliharaan sungai di kawasan hilir bendungan sebesar 30 liter/detik, selain berpotensi sebagai tujuan wisata dan pengembangan olahraga air di Jawa Timur.