Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta para generasi Milenial dan Z tidak hanya berharap pada negara, tetapi juga mau berjuang untuk menggapai impian dengan memanfaatkan berbagai kesempatan yang telah tersedia.
Untuk menggenyam kursi pendidikan tinggi, misalnya, mereka perlu bertarung agar bisa mendapatkan beasiswa yang diberikan negara lewat Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Sampai saat ini, LPDP sendiri telah mampu menyekolahkan lebih dari 42.000 penerima beasiswa serta membantu pendanaan para peneliti Indonesia.
"Jadi, Anda punya impian, negara punya resources. Tidak berarti Anda nungguin kapan negara datang untuk saya. You fight for that, your fight for this opportunity," ujarnya saat berbicara dalam acara Indonesia Millennial and Gen Z Summit 2023, Jumat (24/11).
Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa APBN merupakan instrumen yang luar biasa kompleks, namun sangat strategis dan penting untuk menunjukkan keberpihakan kepada generasi muda. Salah satunya, melalui anggaran pendidikan yang alokasinya merupakan yang terbesar di APBN.
Demikian pula dengan anggaran kesehatan yang dibutuhkan anak muda: bukan hanya untuk masalah kesehatan fisik, melainkan juga mental.
"Makanya kita membuat anggaran untuk bisa makin memperbaiki berbagai fasilitas, pendidikan, dan kesehatan, serta jaring pengaman sosial. Ini adalah tujuannya siapa pun Anda, dari background apa pun, ada di mana pun, Anda punya kesempatan yang sama untuk maju," jelasnya.
Di samping itu, untuk membuat kesetaraan dan pemerataan kesempatan bagi para pemuda di seluruh Indonesia, terdapat orientasi dan strategi yang dijalankan pemerintah. "Dalam hal ini, orientasinya adalah membangun infrastruktur [bukanlah kemewahan]. Itu adalah bagian di dalam menciptakan demokratisasi kesempatan bagi semuanya," ujarnya.
Mental pejuang
Pemerintah telah mengalokasikan anggaran pendidikan Rp660,8 triliun dalam APBN 2024. Namun, dengan anggaran besar tersebut, bukan berarti para Milenial Dan Gen Z hanya perlu menunggu uluran tangan negara.
Demikian pula dengan alokasi anggaran kesehatan Rp186 triliun.
"Kalau kita bisa ‘oh Bu, anggaran pendidikan Rp660 triliun’, terus Anda duduk saja, seolah-olah entitled to get something, enggak juga. Karena mental entitlement, merasa berhak saja, hak saya apa, hak saya apa? Itu pasti tidak akan membuat kalian sukses, negara Indonesia sukses, enggak akan. Mental entitlement menganggap bahwa negara have to do something for me, then I’ll just wait, enggak juga," katanya.
Menurut Sri Mulyani, mental untuk berjuang tersebut tidak hanya diperlukan oleh Milenial dan gen Z, tetapi juga seluruh generasi. Sebab, dibutuhkan perjuangan dan kerja keras untuk mencapai cita-cita kemerdekaan, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi, dan keadilan sosial seperti tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Apalagi, sejarah membuktikan bahwa perjalanan sebuah bangsa tidak pernah selalu mulus.
"Jadi tidak bisa juga mengatakan ‘oh saya generasi yang lebih penting dan lebih hebat dari sebelumnya, atau yang sekarang yang lebih hebat dari sebelumnya, yang dulu lebih hebat dari sesudahnya’, enggak juga," ujarnya.