Jakarta, FORTUNE - Cuaca buruk disertai gelombang tinggi di Laut Jawa membuat warga Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mulai kesulitan mendapatkan pasokan BBM jenis Pertalite. Pasalnya, pengiriman stok BBM bersubsidi ke SPBU di pulau itu terhambat dalam beberapa hari terakhir.
Area Manager Communication, Relations, & CSR Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, mengatakan pihaknya belum bisa memasok Pertalite karena kapal pengangkut BBM tidak bisa berlayar hingga hari ini.
Padahal, Pertamina telah menyiapkan kapal yang memuat 36 kiloliter (kl) Pertalite dan 90 kl Biosolar yang akan diberangkatkan dari Semarang menuju SPBU Karimunjawa.
"Kami terus memantau dan memonitor kondisi cuaca buruk dan gelombang tinggi di Laut Jawa. Kami juga senantiasa berkoordinasi dengan instansi terkait mengenai kondisi cuaca, keselamatan berlayar, dan izin berlayar," ujarnya, saat dihubungi Fortune Indonesia, Selasa (27/12).
Meski stok Pertalite kosong, Pertamina menyebut stok Dexlite di SPBU Karimunjawa masih ada sebesar 2,6 kiloliter. Brasto mengatakan dalam kondisi normal dengan konsumsi 73 liter Dexlite per hari, ketahanan stok Dexlite tersebut bertahan untuk 32 hari.
"Semoga gelombang tinggi tersebut segera berakhir sehingga pasokan BBM melalui kapal bisa dijalankan," katanya.
Stok habis sejak Minggu pekan lalu
Mengutip Antara, BBM jenis Pertalite mulai langka di sejumlah SPBU sejak Kamis (23/12). Camat Karimunjawa, Muslikin, mengatakan, tangki-tangki Pertalite di SPBU, Minggu (26/12), telah kering dan belum menerima pasokan baru imbas gelombang laut yang masih tinggi.
Akibatnya, masyarakat yang biasa menggunakan Pertalite terpaksa beralih menggunakan BBM jenis lain seperti Biosolar maupun Dexlite.
Aktivitas penyeberangan ke Pulau Karimunjawa mulai terhenti lantaran cuaca buruk dan gelombang tinggi yang mendera perairan di sekitar pulau tersebut sejak pekan lalu.
Kondisi tersebut juga membuat jadwal penyeberangan kapal penumpang dari Karimunjawa ke Jepara pada Kamis (22/12) tidak bisa beroperasi (22/12). Bahkan, ada 495 wisatawan yang tertahan di pulau terluar di Kabupaten Jepara itu hingga hari ini.