Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir data neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus US$4,47 miliar pada Maret 2024.
Surplus tersebut lebih besar dari bulan sebelumnya (month-to-month/mtm), yang sebesar US$830 juta, serta surplus periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang mencapai US$2,83 miliar.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan surplus disumbang oleh ekspor yang mencapai US$22,43 miliar atau naik 16,40 persen mtm dari Februari yang sebesar US$19,27 miliar, dan turun 4,19 persen yoy dari Maret 2023 yang sebesar US$23,42 miliar.
"Nilai ekspor migas tercatat senilai US$1,29 miliar atau naik 5,62 persen mtm, nilai ekspor non-migas juga naik yaitu 17,12 persen dengan nilai US$21,15 miliar," katanya dalam konferensi pers, Senin (22/7).
Peningkatan nilai ekspor Maret secara bulanan didorong oleh peningkatan ekspor non-migas terutama pada logam mulia dan perhiasan permata serta minyak kelapa sawit.
"Sementara, penurunan nilai ekspor secara tahunan utamanya disumbang oleh penurunan nilai ekspor komoditas pertambangan dan lainnya," ujarnya.
Di sisi lain, impor Indonesia pada Maret 2024 mencapai US$17,96 miliar atau turun 2,60 persen mtm dari Februari yang sebesar US$18,44 miliar, dan turun 12,76 persen yoy dari periode sama tahun lalu yang sebesar US$20,59 miliar.
"Impor migas senilai US$3,33 miliar atau naik 11,64 persen mtm, sementara itu impor non-migas senilai US$14,63 miliar mengalami penurunan sebesar 5,34 persen mtm. Penurunan nilai impor secara bulanan disebabkan penurunan nilai impor non-migas dengan andil penurunan sebesar -4,48 persen," katanya.
Secara terperinci, Surplus Neraca Perdagangan Indonesia pada Maret 2024 disumbang oleh surplus non-migas sebesar US$6,52 miliar, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar US$2,60 miliar. Sementara neraca perdagangan migas masih defisit US$2,04 miliar, atau lebih dalam dari bulan sebelumnya yang sebesar US$1,76 miliar.
Negara mitra dagang terbesar penyumbang surplus perdagangan mtm pada Maret 2024 adalah Amerika Serikat (US$1,50 miliar), India (US$1,43 miliar) dan Filipina US$771,7 juta.
Sebaliknya, negara penyumbang defisit neraca perdagangan terbesar mtm pada Maret adalah Thailand (-US$384,9 juta), Brasil (-US$359 juta), dan Australia (-US$256,6 juta)
Jika dilihat secara kumulatif atau sepanjang Januari-Maret 2024 , surplus neraca perdagangan yang sebesar US$7,31 miliar turun US$4,80 miliar dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar US$12,11 miliar.