Taksiran Kemenkeu Soal Dampak Belanja Caleg ke Pertumbuhan Ekonomi

Belanja Pemilu bisa sumbang 0,2-0,27 persen ke PDB nasional.

Taksiran Kemenkeu Soal Dampak Belanja Caleg ke Pertumbuhan Ekonomi
KPU melakukan pengundian dan menetapkan nomor urut 17 partai nasional dan enam partai lokal Aceh untuk mengikuti Pemilu 2024. (ANTARAFOTO/Galih Pradipta)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) memprediksi belanja Pemilu akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 0,2 persen pada 2023 dan 0,27 persen pada 2024. 

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro (PKEM) BKF Kemenkeu Abdurohman mengatakan pertumbuhan tersebut berasal dari belanja Pemilu baik yang dikeluarkan pemerintah melalui APBN maupun para calon legislatif yang akan berlaga di Pemilu 2024.

"Itu agak sedikit mengkompensasi risiko dari downside risk pelemahan (ekonomi global) 2023, sehingga untuk 2023 kami masih optimis PDB akan berada di sekitar 5,1 persen, [dan] 2024 sebesar 5,2 persen," ujarnya di Grand Aston Hotel, Puncak, Bogor, Senin (25/9).

Menurut Abdurohman, belanja Pemilu yang akan tecermin pada komponen konsumsi pemerintah adalah anggaran untuk KPU dan Bawaslu yang mencapai Rp11,52 triliun pada 2023 dan Rp15,87 triliun pada 2024.

"Dampak langsungnya akan tambah ke pertumbuhan konsumsi pemerintah dalam komponen PDB," katanya sambil menambahkan bahwa tambahan konsumsi pemerintah secara kasar pada 2023 mencapai 0,75 persen, dan 2024 sekitar 1 persen.

Belanja Caleg

Dampak belanja dari peserta Pemilu akan tecermin pada konsumsi LNPRT yang diperkirakan akan naik sekitar 4,72 persen pada 2023 dan 6,57 persen pada 2024.

Penambahan tersebut, menurutnya, didasarkan atas asumsi pengeluaran calon anggota legislatif (Caleg) baik di tingkat pusat (DPR), provinsi (DPRD/tingkat 1) maupun kabupaten/kota (DPRD/tingkat 2).

Jika mengacu pada data 2019, terdapat 580 kursi DPR, 2.371 kursi DPRD tingkat 1, serta 17.510 kursi DPRD tingkat 2. Kemudian, dari jumlah kursi tersebut jumlah Caleg yang memperebutkan kursi DPR sekitar 8.037 orang, sementara DPRD tingkat 1 dan 2 itu mencapai 258.631 orang. 

"Kita asumsikan pengeluaran Caleg pusat itu Rp1 miliaran. Kemarin lihat televisi beberapa Caleg ada yang bilang Rp5 miliar, ada yang Rp3 miliar. Tapi, kita rata-ratakan DPR itu Rp1 miliar. Kemudian DPRD sekitar Rp200 juta per orang. Jadi ini dirata-ratakan saja asumsi moderat. Dari situ total dampak ke LNPRT 2023 sekitar 4,72 persen naiknya, dan di 2024 6,57 persen," katanya.

Selain berdampak terhadap kenaikan LNPRT, belanja Pemilu dari para Caleg tersebut juga diperkirakan bakal meningkatkan konsumsi rumah tangga sekitar 0,15 persen pada 2023 dan 0,27 persen pada 2024. "Jadi nanti tambahan PDB pada 2023 sekitar 0,2 persen, dan 2024 mencapai 0,27 persen," ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya