Jakarta, FORTUNE – PT Kereta Api Indonesia (Persero) lewat KAI Commuter menggelar kerja sama dengan PT INKA (Persero), BUMN produsen kereta api. Kolaborasi ini memungkinkan pengadaan kereta rel listrik (KRL) melalui produksi dalam negeri.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) mengenai pengadaan KRL oleh Direktur Utama KAI Commuter, Roppiq Lutzfi Azhar, dengan Direktur Utama PT INKA (Persero), Budi Noviantoro, di Jakarta, Senin (9/5).
Acara sama disaksikan oleh Wakil Menteri II Kementerian BUMN RI, Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Sarana Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI, Djarot Tri Wardhono, Direktur IMATAP Kementerian Perindustrian RI R. Hendro Martono, dan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo .
Menurut Budi Noviantoro, MoU ini merupakan sinergi BUMN dengan lingkup kegiatan sejumlah persiapan pengadaan KRL oleh KAI Commuter dan persiapan produksi KRL dari Inka.
KAI Commuter berencana mengadakan 16 rangkaian KRL dengan susunan 12 kereta setiap rangkaiannya. Sarana KRL itu tentu dengan spesifikasi teknis yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan perkeretaapian.
“Harapannya segala persiapan hingga pengiriman pertamanya akan sesuai jadwal yang diperkirakan pada tahun 2024,” kata Budi dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (10/5).
Rencananya, INKA juga akan menyediakan layanan purnajual seperti penyediaan suku cadang dan komponennya. Langkah itu sebagai bentuk komitmen dalam pembuatan produk dalam negeri.
Sarana andal
Didiek Hartantyo mengatakan KAI dan INKA mempersiapkan rencana pengadaan belasan KRL ini dengan baik dan komprehensif, serta berlandaskan good corporate governance/GCG. Turut dipastikan pengadaan ini dilaksanakan dengan tepat kualitas dan waktu.
Rencana pengadaan ini pun nantinya tidak terlepas dari pesan Presiden Joko Widodo untuk membangun transportasi yang efisien, ramah lingkungan, dan terjangkau. Kolaborasi ini juga mempertimbangkan prinsip environmental, social, and governance (ESG).
KAI Commuter sebagai operator KRL Jabodetabek dan KRL Yogyakarta-Solo dalam memberikan pelayanan membutuhkan sarana yang andal dalam melayani pelanggan. Apalagi, pengguna setiap harinya mencapai 1,2 juga orang.
“MoU antara KAI Commuter dan PT INKA ini diharapkan bisa mendukung terciptanya operation excellence KAI Commuter yang menjadikan transportasi KRL ramah lingkungan dan efisien” demikian Roppiq Lutzfi Azhar.
Sementara itu, Kartika Wirjoatmodjo menyatakan dunia perkeretaapian Indonesia telah mengalami transformasi. Kondisi itu tampak dari kualitas layanan, sisi ketepatan waktu, hingga keamanannya.
Dalam kesempatan itu, ia menyatakan dunia kereta api tak hanya berfokus pada soal pelayanan, tapi juga adaptasi teknologi baru, termasuk pengembangan ke arah logistik dan rantai produksi.
“Kami berharap dengan INKA masuk ke klaster ini, supply chain dari produksi dan maintenance kereta ke depannya bisa dikembangkan secara utuh sehingga kita bisa melakukan lompatan teknologi untuk alih teknologi seperti kereta cepat maupun integrasi teknologi bersama sama di LRT,” kata Kartika.