Jakarta, FORTUNE – DBS Group menaksir positif kinerja pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini. Lembaga tersebut memperkirakan aktivitas ekonomi akan menggeliat terutama karena didorong oleh momentum Ramadan dan Idulfitri.
Head of Research DBS Group, Maynard Arif, menyatakan konsumsi masyarakat Indonesia akan tumbuh positif pada kuartal triwulan II-2023, dan itu akan mendorong kinerja produk domestik bruto.
Meski demikian, berdasarkan survei dari DBS Group, inflasi masih akan menantang konsumsi domestik. Konsumen Indonesia rata-rata mengalami kenaikan harga barang dan jasa lebih dari 10 persen. Mereka pun memilih untuk menyimpan uangnya ketimbang membelanjakannya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, inflasi tahunan Indonesia pada Februari 2023 mencapai 5,47 persen atau naik dari 2,06 persen pada periode sama tahun sebelumnya.
“Kendati demikian, kami optimis konsumsi masyarakat akan meningkat menjelang lebaran,” kata Arif dalam rilis resmi, dikutip Jumat (31/3). Menurutnya, konsumsi masih tetap melambung karena berbagai faktor, seperti pemberian tunjangan hari raya, dan pelonggaran pembatasan oleh pemerintah, termasuk kebijakan mudik.
Menurut survei konsumen Bank Indonesia (BI), indeks keyakinan konsumen pada Februari 2023 mencapai 122,4, sedikit menurun dari 123,0 pada bulan sebelumnya. Angka indeks di atas 100 menunjukkan optimisme terhadap perekonomian, dan di bawah 100 menyiratkan pesimisme.
Laporan bank sentral memperlihatkan rata-rata proporsi konsumen untuk konsumsi terpantau meningkat dengan persentase 75,0 persen atau naik dari 73,6 persen sebelumnya. Sedangkan, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan relatif stabil pada 16,4 persen.
Berdasarkan riset The Trade Desk dan lembaga riset YouGov, pada Ramadan tahun ini 88 persen respondennya berencana berbelanja online untuk memenuhi kebutuhan saat beribadah.
Bahkan, 53 persen responden berniat menggunakan dana tunjangan hari raya (THR) untuk keperluan Ramadan ketimbang menabung. Survei ini melibatkan lebih dari 2.000 responden di Indonesia.
Tetap tumbuh
Menurut survei Forum Ekonomi Dunia (WEF), dua per tiga dari ekonom memprediksi terjadinya resesi pada 2023.
Namun, menurut Managing Director & Chief Economist DBS Group, Timur Baig, posisi Indonesia saat ini cukup baik. Indonesia dapat bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global karena tidak terlalu bergantung pada perekonomian global. Sementara, perbandingan antara utang dan PDB Indonesia dalam dua tahun belakangan cukup sehat.
“Tidak seperti Amerika, India, dan negara Eropa lainnya yang bisa mencapai angka rasio hutang dan PDB hingga 100 persen karena berbagai krisis yang harus mereka tanggulangi,” katanya.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan kinerja ekonomi Indonesia tetap positif dengan tingkat inflasi yang terjaga. Menurutnya, Indonesia mengalami pemulihan daya beli konsumsi yang kuat, pertumbuhan investasi yang tinggi, dan kinerja ekspor yang memuaskan.
“Kondisi fiskal Indonesia pun tergolong sehat dengan peningkatan pendapatan dan efisiensi belanja negara. Alhasil, kondisi makro ekonomi stabil, laju inflasi terkendali, dan nilai tukar rupiah menguat,” katanya.