Survei: Tabungan Gen Z Tak Cukup Biayai Pengeluaran Sebulan

Penting memiliki dana darurat untuk berjaga-jaga.

Survei: Tabungan Gen Z Tak Cukup Biayai Pengeluaran Sebulan
Piqsels
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pekerja gen Z di Amerika Serikat tidak memiliki tabungan yang cukup besar untuk membiayai pengeluarannya selama sebulan, terlebih ketika mereka terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Mereka ditengarai belum bisa mengatur keuangannya secara maksimal karena terdampak oleh masalah perekonomian

Sebenarnya, seluruh pekerja AS memiliki kekhawatiran massal terhadap kondisi perekonomian saat ini, terutama karena tren PHK besar-besaran yang terjadi di perusahan teknologi, demikian warta Fortune.com, Selasa (28/3).

Namun, pekerja gen Z disebut-sebut sebagai yang paling cemas terhadap kondisi keuangannya di antara generasi lainnya, berdasarkan jajak pendapat terbaru dari situs keuangan pribadi BankRate. Sebanyak 85 persen pekerja gen Z gelisah dengan tabungan yang tidak cukup untuk menutup biaya hidup sebulan, terlebih jika mereka tidak punya pendapatan dari pekerjaan utama atau terkena pemecatan. Sebagai perbandingan, hanya 79 persen generasi milenial yang melaporkan kekhawatiran sama, 69 persen gen X, dan 53 persen baby boomer.

Tantangan bagi Gen Z

ilustrasi karyawan di perusahaan (freepik.com/Tirachardz)

Padahal, pekerja Gen Z selama ini dikenal sebagai generasi yang prioritasnya adalah menyisihkan sebagian dari gajinya untuk ditabung. Namun, mereka diperkirakan terhambat untuk menyimpan dananya, termasuk untuk dana daururat, karena memiliki jangka waktu yang sedikit.

Sebab, tren inflasi dan PHK massal telah terjadi secara berbulan-bulan. Karena itu, tidak mengherankan jika pekerja muda ini mengalami stres.

Namun, survei perusahaan investasi Franklin Templeton berjudul "Voice of the American Worker Study" menunjukkan kecemasan finansial secara keseluruhan telah meningkat di antara semua pekerja AS. Sudah begitu, mayoritas pekerja pun dikatakan mengalami “efek negatif” situasi ekonomi saat ini.

Sepertiga responden pada jajak pendapat tersebut mengaku bahwa masalah keuangan telah mempengaruhi kebiasaan tidur mereka, dan 73 persen menyatakan telah mengalami perubahan persepsi mengenai masa pensiun.

Sebuah laporan dari perusahaan jasa keuangan, Edward Jones, menemukan hampir dua per lima orang AS tidak memiliki cukup dana darurat untuk pengeluran sebulan, dan 29 persen warga AS memiliki simpanan kurang dari $500.

“Gangguan pendapatan yang terjadi secara tiba-tiba menyebabkan tekanan besar. Namun, itu bisa dihindari, atau diminalisir, dengan memiliki rencana,” kata Stuart Boxenbaum, seorang perencana keuangan bersertifikat dan presiden dari Statewide Financial Group yang berbasis di Florida.

Menurutnya, terutama bagi pekerja gen Z, memiliki dana darurat dapat membantu mereka untuk lebih siap ketika kehilangan pekerjaan.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina