Warga Cina Panik Beli Bahan Pangan, Persiapan Lockdown?

Pemerintah Cina meminta warga menyetok kebutuhan pangan.

Warga Cina Panik Beli Bahan Pangan, Persiapan Lockdown?
Ilustrasi panic buying. Shutterstock/Gerdie Hutomo
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Beijing tengah diterkam fenomena panik berbelanja (panic buying). Warganya dilaporkan menyetok bahan pangan demi berjaga-jaga jika terjadi kondisi darurat.

Sebelumnya (1/11), pemerintah Cina meminta pihak berwenang untuk bekerja dengan baik dalam memastikan pasokan serta harga makanan stabil menjelang musim dingin. Upaya ini juga dilakukan menyusul peningkatan kasus COVID-19.

Namun, desakan pemerintah kepada masyarakat Cina untuk “menimbun” bahan pangan justru memicu kepanikan. Banyak orang kemudian bergegas ke pasar swalayan untuk membeli minyak goreng, beras, kubis, dan tepung.

“Ini akan menjadi musim dingin ‘yang dingin’. Kami ingin memastikan kami memiliki cukup makanan," kata seorang wanita di pasar swalayan di pusat Beijing, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (3/11).

Antrean panjang terlihat di kios-kios supermarket. Masyarakat juga membeli sayuran untuk disimpan di rumah dan nantinya akan dikonsumsi selama musim dingin.

Mengutip BBC, media pemerintah juga berupaya meredam kekhawatiran di tengah peristiwa panic buying. The Economic Daily, misalnya, mewartakan kepada pembacanya bahwa permintaan pemerintah tersebut ditujukan agar warga siap jika terjadi kondisi darurat.  

“Begitu berita ini keluar, semua orang tua di dekat saya menjadi gila, panik membeli di supermarket,” tulis seorang pengguna di situs media sosial Cina, Weibo, seperti dilansir BBC.

Persiapan lockdown?

Seorang pekerja medis dengan pakaian pelindung mengumpulkan swab selama putaran kelima pengujian asam nukleat massal untuk penduduk distrik Aihui menyusul kasus baru penyakit virus corona (COVID-19) di Heihe, provinsi Heilongjiang, China, Minggu (31/10/20

Permintaan pemerintahan Cina untuk menyetok bahan pangan sehari-hari sebenarnya rutin dilakukan tiap tahun. Namun, kali ini respons dari warga berbeda karena ditengarai berbarengan dengan lonjakan kasus COVID-19.

Pemerintah setempat melaporkan jumlah kasus baru COVID-19 tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Mengacu data worldometer pada Kamis (4/11), Cina melaporkan jumlah pertambahan pengidap COVID-19 mencapai 140 orang. Di Beijing, Rabu (3/11), ada sembilan kasus virus korona.

“Ada ketidakpastian tentang terjadinya wabah Covid-19. Begitu wabah terjadi, mata pencaharian masyarakat akan terpengaruh. Itu sebabnya orang menimbun persediaan musim dingin untuk menghindari dampak COVID-19," kata Ma, seorang analis di A.G. Holdings.

Pemerintah Cina sering merespons peningkatan kasus virus korona dengan melakukan karantina wilayah (lockdown) pada wilayah atau komunitas yang dikenai penularan. Dengan pembatasan itu, pergerakan masuk dan keluar dari daerah penularan pun terdampak.

Negara tersebut pun berharap dapat mengendalikan kasus COVID-19 sebelum menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin. Acara tersebut akan dilaksanakan pada Februari 2022.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina