Jakarta, FORTUNE - Guru di Indonesia memainkan peran penting dalam pembangunan pendidikan dan pengembangan generasi muda. Mereka adalah tulang punggung sistem pendidikan yang bertanggung jawab atas peningkatan kualitas dan prestasi siswa.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini Indonesia memiliki 3,37 juta guru untuk tahun ajaran 2022/2023. Jumlah tersebut naik 2,70 persen dibandingkan pada tahun ajaran sebelumnya yang sebanyak 3,28 juta orang.
Dari jumlah tersebut, jumlah guru paling banyak berada di jenjang Sekolah Dasar (SD) yang mencapai 1,61 juta orang. Kemudian, diikuti jumlah guru di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 708.675 juta orang. Selanjutnya, jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) terdapat 368.361 guru. Sedangkan, jumlah guru di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 347.977 orang. Sementara itu, jumlah guru paling sedikit di jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jumlahnya tercatat sebanyak 337.271 orang pada 2022/2023.
Guru di instansi Kemenag turun 12,89%
Adapun, jumlah guru yang bekerja di bawah instansi Kementerian Agama (Kemenag) sebanyak 874.685 orang pada 2022/2023. Jumlah tersebut turun 12,89 persen dibandingkan pada 2021/2022 yang sebanyak 1.004.162 orang.
Secara rinci, sebanyak 120.089 guru mengajar di jenjang Raudatul Athfal (RA) pada 2022/2023. Lalu, 294.380 guru di Madrasah Ibtidaiyah (MI), 298.451 guru di Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan 161.765 guru di Madrasah Aliyah.
Peran guru sangat penting dalam membentuk karakter, memberikan pengetahuan, dan melatih keterampilan siswa. Seiring dengan perkembangan zaman, peran guru juga mengalami perubahan. Mereka tidak hanya bertugas mengajar di kelas, tetapi juga memiliki tugas tambahan seperti merancang kurikulum, mengembangkan materi pembelajaran, serta melibatkan diri dalam kegiatan ekstrakurikuler dan peningkatan profesionalisme.
Ini tantangan yang dihadapi oleh profesi guru
Meskipun guru memiliki peran yang sangat penting, tantangan dalam profesi ini tidak dapat diabaikan. Salah satu tantangan utama adalah rendahnya penghargaan dan imbalan yang diberikan kepada guru. Banyak guru di Indonesia masih menerima gaji yang rendah, terutama di daerah pedesaan atau terpencil. Hal ini menyebabkan kurangnya motivasi dan kesulitan dalam menjalankan tugas mereka dengan baik.
Selain itu, kurangnya akses terhadap pelatihan dan pengembangan profesional juga menjadi tantangan bagi guru di Indonesia. Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi, guru perlu terus mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang pendidikan dan meningkatkan keterampilan mereka. Namun, tidak semua guru memiliki kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan mengakses sumber daya pendidikan yang diperlukan.
Pemerintah Indonesia menyadari pentingnya peran guru dan telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru. Beberapa inisiatif telah diluncurkan, seperti peningkatan gaji guru, program pelatihan dan sertifikasi, serta pengembangan kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
Selain itu, berbagai organisasi dan lembaga juga terlibat dalam upaya meningkatkan kondisi guru di Indonesia. Mereka menyelenggarakan pelatihan, seminar, dan forum diskusi untuk meningkatkan kompetensi guru. Di sisi lain, dukungan dari masyarakat dan orang tua juga sangat penting dalam meningkatkan apresiasi terhadap guru dan memperbaiki kondisi kerja mereka. Hanya dengan memiliki guru yang berkualitas, sistem pendidikan di Indonesia dapat terus berkembang dan menghasilkan generasi yang kompeten dan berdaya saing.