Sanksi AS, Mastercard dan Visa Blokir Lembaga Keuangan Rusia

Masyarakat Rusia berbondong-bondong tarik tunai di ATM.

Sanksi AS, Mastercard dan Visa Blokir Lembaga Keuangan Rusia
Shutterstock_Theethawat Bootmata
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan layanan kartu pembayaran asal Amerika Serikat, Visa Inc dan Mastercard memblokir lembaga keuangan yang masuk dalam jaringan mereka di Rusia. Keputusan tersebut menindaklanjuti sanksi yang dijatuhkan Pemerintah Amerika Serikat (AS) atas invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina. 

Dikutip dari Reuters, keduanya berupaya mematuhi kebijakan yang diatur oleh regulator di Amerika Serikat. Tak hanya itu, kedua perusahaan tersebut juga akan memberikan bantuan kemanusiaan masing-masing US$2 juta setara Rp28 miliar ke masyarakat Ukraina. 

"Kami akan terus bekerja dengan regulator di hari-hari mendatang untuk sepenuhnya mematuhi kewajiban kepatuhan kami seiring perkembangannya," kata Mastercard dikutip dari Reuters di Jakarta, Rabu (2/3). 

AS telah blokir bank sentral Rusia

Sebelumnya, Amerika Serikat juga telah menambahkan berbagai lembaga keuangan Rusia ke dalam daftar blokir, termasuk bank sentral Rusia dan bank yang memberi pinjaman terbesar kedua VTB. 

Pada Sabtu (26/2) lalu, AS, Inggris, Eropa dan Kanada juga telah mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia yakni memblokir akses pemberi pinjaman tertentu ke sistem pembayaran internasional SWIFT. 

Masyarakat Rusia berbondong-bondong tarik tunai

Menanggapi hal tersebut, banyak masyarakat Rusia yang mendatangi ATM untuk menarik dananya di bank. Bahkan, Reuter melaporkan telah terjadi antrian panjang pada Minggu (27/2) dan Senin (28/2) waktu setempat. 

Masyarakat nengaku khawatir kartu bank mereka akan tidak berfungsi akibat pemblokiran tersebut. Tak hanya itu, masyarakat juga khawatir adanya larangan tarik tunai di kemudian hari. 

Pemimpin Uni Eropa sepakat bekukan akses bank Rusia

Tak hanya AS, para pemimpin Uni Eropa pun bersepakat menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia, seperti membekukan aset dan menghentikan akses bank-bank Rusia ke pasar keuangan Eropa. 

"Presiden Putin bertanggung jawab telah membawa perang kembali ke Eropa," kata Kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen (28/2). 

Kanada pun jug mengambil langkah serupa. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengumumkan putaran pertama sanksi ekonomi terhadap Rusia. Kanada akan menghapus Rusia dari jaringan pembayaran internasional dunia atau SWIFT.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya