Jakarta, FORTUNE - Tepat pada hari ini, Hari Pers Nasional (HPN) diperingati untuk yang ke-73 tahun. Pada tahun ini, HPN dipusatkan di Medan, Sumatra Utara.
Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Atal S Depari mengatakan, HPN tahun ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan. Selain meningkatkan kapasitas media, perayaan HPN juga didorong untuk pengembangan ekonomi daerah.
“Ada juga yang bersifat hiburan. Total ada lebih 40 kegiatan,” kata Atal, di Medan, Kamis (9/2/2023).
Pada kesempatan tersebut, PWI juga menjaring aspirasi melalui kegiatan seminar pembangunan yang mengangkat isu pentingnya bagi hasil budi daya sawit yang lebih berkeadilan untuk daerah.
Pers di Indonesia juga memiliki sejarah panjang. Insan pers bahkan memiliki peran penting dalam menentukan arah bangsa. Nah, berikut ini merupakan sejarah pers yang hingga kini mulai mengalami pasang surut.
Sejarah pers Indonesia
Keberadaan pers di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak zaman Hindia Belanda. Saat itu, surat kabar Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonnementen atau Berita dan Penalaran Politik Batavia terbit pada 7 Agustus 1744.
Pada 1829, Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonnementen berganti nama menjadi Javashe Courant. Surat kabar ini terbit tiga kali dalam seminggu dengan memberitakan pengumuman resmi, peraturan, hingga keputusan-keputusan pemerintahan.
Hingga pada awal tahun 1900-an, pengusaha pribumi Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo menerbitkan surat kabar bernama Medan Prijaji di Bandung pada 1907. Ia kemudian dikenal sebagai Bapak Pers Nasional.
Namun, sejarah penetapan Hari Pers Nasional pada 9 Februari tidak terlepas dari berdirinya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 9 Februari 1946. Dalam Kongres PWI ke-28 di Padang, Hari Pers Nasional menjadi salah satu topik pembahasan.
Topik tersebut dicetuskan oleh banyak tokoh pers nasional dengan tujuan adanya Hari Pers Nasional sebagai salah satu pengingat akan kehadiran dan peran pers nasional. Selanjutnya, penetapan Hari Pers Nasional secara resmi diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) RI No.5 tahun 1985.
Tema dan makna dari logo HPN 2023
Hari Pers Nasional 2023, tema yang diusung adalah "Pers Merdeka, Demokrasi Bermartabat". Tak hanya itu, HPN 2023 juga memiliki logo berupa pita warna-warni membentuk huruf P, kemudian diapit huruf H dan N dengan warna merah. Sementara untuk maskotnya, harimau yang mengenakan baru oholu dan memegang pena merah, serta berkalung kamera.
Huruf P yang berwarna-warni pada logo, dimaknakan sebagai keragaman komponen pers. Selain itu, untaian pita yang membentuk HPN dimaksudkan sebagai lambang pesta raya masyarakat pers
Adapun harimau merupakan fauna khas Sumatra yang dilindungi. Pada maskot HPN 2023, harimau memakai Baju Oholu yang merupakan pakaian adat daerah Nias sebagai bagian dari adat budaya Sumatra Utara.
Oholu merupakan perlambang dari kekuatan, keberanian, dan kapabilitas para prajurit yang harus menjiwai pers nasional. Sementara pena merah yang digenggam merupakan gambaran dari kerja-kerja pers di tanah air dalam meningkatkan kompetensi.
Maskot Harimau HPN 2023 tersebut juga mengenakan kamera sebagai salah satu alat jurnalistik. Kamera juga menggambarkan teknologi dalam jurnalistik.