Femisida adalah Tindakan Kriminal yang Mengancam Nyawa Perempuan

Banyak terjadi di negara Asia.

Femisida adalah Tindakan Kriminal yang Mengancam Nyawa Perempuan
ilustrasi femisida (pexels.com/Mart Production)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Femisida adalah bentuk paling ekstrim dari kekerasan berbasis gender (Gender Based Violence).

Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa pembunuhan yang dianggap sebagai femisida. Salah satunya kasus pembunuhan sadis pada seorang guru muslimah di Inggris bernama Sabina Nessa. 

Selain itu, kasus pembunuhan Sara Everard dan Mahasa Amini yang mengalami kekerasan hingga meninggal dunia.

Melihat hal ini, masyarakat menjadi khawatir dengan keselamatan perempuan. Beberapa orang banyak menyebutkan hal ini merupakan bentuk femisida. Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini.

Apa itu femisida?

ilustrasi kekerasan terhadap perempuan (pexels.com/Mart Production)

Feminisida atau lebih dikenal juga dengan sebutan femisida adalah bentuk kekerasan berbasis gender. Hal ini berupa pembunuhan yang disengaja terhadap perempuan karena mereka adalah perempuan.

Menurut World Health Organization (WHO), adapun sebagian besar kasus pembunuhan terhadap perempuan dilakukan oleh pasangan atau mantan pacar. 

Bentuk kekerasan yang diterima oleh perempuan adalah berupa pelecehan secara terus menerus di rumah, adanya intimidasi atau ancaman, hingga Kekerasan Seksual. Situasi ini terjadi karena pelaku yakin bahwa perempuan memiliki kekuatan yang lebih kecil dibanding lawannya.

Jenis femisida

ilustrasi femisida (unsplash.com/Kat J)

Femisida terbagi dalam dua kategori, yaitu femisida intim dan nonintim.

Femisida intim

Femisida intim adalah pembunuhan yang dilakukan oleh mantan atau seseorang yang dikenal oleh perempuan

Femisida nonintim

Femisida nonintim adalah Pembunuhan Perempuan yang tidak memiliki hubungan dengan korban. 

Termasuk di dalamnya perempuan yang terbunuh karena konflik peperangan, pembunuhan karena kehormatan, pembunuhan karena diduga mempermalukan keluarga, pembunuhan karena ras, dan pembunuhan perempuan transgender.

Seberapa besar permasalahan femisida?

ilustrasi femisda (unsplash.com/Mika Baumeister)

Femisida adalah bentuk kekerasan yang harus menjadi perhatian bersama. Sebenarnya tidak ada data global yang tercatat secara konsisten mengenai kasus femicide ini. The United Nations Office on Drugs and Crime’s (UNODC) menyajikan data pembunuhan dari tahun 2017 hingga 2019. 

Sepanjang tahun tersebut, terdapat 87 ribu kasus pembunuhan terhadap perempuan yang disengaja. Mirisnya, setengah dari jumlah kasus tersebut dilakukan oleh orang yang dikenal korban.

Di Inggris, tahun 2009–2018 ada setidaknya laporan pembunuhan satu orang perempuan yang dilakukan oleh laki-laki dalam tiga hari. Laporan Sensus Femicide ini diterbitkan pada November 2020.

Pada tahun 2017, jumlah terbesar perempuan yang terbunuh berasal dari Asia. Kemudian, diikuti oleh Afrika, Amerika, Eropa, dan Oseania.

Sebuah studi tahun 2016 mengenai A Gendered Analysis of Violent Deaths menyebutkan bahwa angka pembunuhan terendah ada di empat negara berpenghasilan tinggi di dunia, yaitu Slovenia, Austria, Selandia Baru, dan Swiss.

Akan tetapi, tingkat pembunuhan perempuan di negara tersebut lebih besar atau sama dengan tingkat pembunuhan terhadap laki-laki.

Bagaimana cara meminimalisir femisida?

Adapun aturan mengenai perempuan harus mengenakan apa dan bagaimana berperilaku merupakan aturan yang tidak membuat kasus pembunuhan terhadap perempuan menjadi berkurang.

Salah satu cara yang digunakan pemerintah Peru yang bisa dicontoh untuk mengurangi kasus ini antara lain:

  • Setiap lembaga memiliki satu tujuan,yakni untuk mengurangi femisida serta menuntut para pelaku kekerasan terhadap perempuan.
  • Membantu pusat darurat untuk perempuan.
  • Hotline untuk korban kekerasan terhadap perempuan.
  • Pasukan polisi khusus untuk pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.

Selain itu, sebuah penelitian di Bristol University menyarankan cara mengurangi femisida adalah masyarakat harus mencermati pandang mengenai maskulinitas atau feminitas, kesetaraan gender, kekerasan dalam rumah tangga, hukum femisida, dan adanya peran agama untuk menangani femisida dan kekerasan terhadap perempuan.

Magazine

SEE MORE>
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024

Most Popular

Izin Usaha Investree Dicabut OJK, Bagaimana Nasib Nasabah?
Prabowo Lantik Raffi Ahmad hingga Gus Miftah Jadi Utusan Presiden
Kemenkeu Tidak Lagi di Bawah Menko, Langsung Koordinasi ke Presiden
Ferrari F80, Supercar Edisi Terbatas Rp60 Miliar Resmi Mengaspal
Prabowo Lantik Luhut Jadi Penasihat Khusus Presiden
Daftar Kepala Badan, Utusan Hingga Penasihat Khusus Prabowo