Jakarta, FORTUNE - Indeks kualitas udara (AQI) US adalah 121 per Selasa (15/8) pukul 15.00 WIB, berdasarkan data situs web IQAir. Dengan polutan utama PM2,5 dan konsentrasi 43,8 µg/m³ saat ini
Nilai tersebut 8,8 kali dari panduan kualitas udara tahunan WHO. Sejak Sabtu lalu, perkiraan tingkat polisi di Jakarta berada di atas skor 120. Bahkan melampaui 150 pada Senin (14/8).
Kendati demikian, data Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) DKI Jakarta, KLHK, dan Stasiun Pemantauan U.S. Embassy melalui airnow.gov, hanya udara di area Lubang Buaya yang skornya tergolong tidak sehat, yakni 122,0.
Menurut Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), penyebab polusi di Jakarta itu tak hanya transportasi, tetapi juga polutan dari PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) yang tertiup angin. Studi dari Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) dan Institute for Essential Services Reform (IESR) pada 2023 melaporkan, emisi polutan udara dari pembangkit listrik batu bara meroket 110 persen di Indonesia selama 10 tahun terakhir.
“Jika semua pembangkit listrik batu bara yang direncanakan, termasuk pembangkit captive,
selesai dibangun dan beroperasi, peningkatan lebih lanjut sebesar 70 persen diperkirakan akan terjadi pada tahun 2030 berdasarkan skenario kebijakan saat ini,” tulis tim riset CREA dan IESR.
Adapun, kebijakan yang dimaksud akan meningkatkan kapasitas batu bara dari 45 GW menjadi 63 GW, sebelum mencapai puncaknya pada 2028.
Di sisi lain, Selasa (14/8), setelah rapat terbatas di Istana, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya menyangkal bahwa penyebab besar polusi di Jakarta bukanlah PLTU, khususnya PLTU Suralaya. Berdasarkan studi satelit, sentinel, sampai resolusi satelit selama 27 Juli-9 Agustus 2023, uap dari PLTU itu tak mengarah ke Jakarta, tetapi Selat Sunda.
Daftar PLTU batu bara di sekitar Jakarta
Data Global Energy Monitor menunjukkan, Jakarta memang dikelilingi sejumlah PLTU di berbagai kota satelitnya. Ada 15 PLTU yang beroperasi di Jawa Barat, sedangkan di Banten, terdapat 26 PLTU.
Lebih lanjut, dilansir dari Data Indonesia, berikut ini daftar 16 PLTU
- PLTU Bandung Indosyntec (satu unit, 30 megawatt)
- PLTU Banten Serang (satu unit, 660 megawatt)
- PLTU Purwakarta Indorama (dua unit, 60 megawatt)
- PLTU Indo Bharat Rayon (satu unit, 36,6 megawatt)
- PLTU Pindo-Deli-II (satu unit, 50 megawatt)
- PLTU FAJAR (satu unit, 50 megawatt)
- PLTU Cikarang Babelan (dua unit, 280 megawatt)
- PLTU Banten Lontar (tiga unit, 945 megawatt)
- PLTU DSS Serang (empat unit, 175 megawatt)
- PLTU Banten Labuan (dua unit, 600 megawatt)
- PLTU Jawa-7 (dua unit, 1.982 megawatt)
- PLTU Cilegon PTIP (satu unit, 40 megawatt)
- PLTU Merak (dua unit, 120 megawatt)
- PLTU Pelabuhan Ratu (tiga unit, 1.050 megawatt)
- PLTU Cemindo Gemilang (satu unit, 60 megawatt)
- PLTU Banten Suralaya (delapan unit, 4.025 megawatt)