Bali, FORTUNE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan diskusi kepala negara dalam KTT G20 terkait sikap terhadap perang Ukraina-Rusia berjalan alot. Adapun, kesepakatan para pemimpin negara dalam menyusun G20 Bali Leaders Declaration tak langsung terwujud begitu saja.
Menurutnya, diskusinya berjalan sampai tengah malam. “Dari 52 paragraf, yang sangat diperdebatkan adalah penyikapan terhadap perang Ukraina. Diskusi berjalan sangat-sangat alot sekali, dan akhirnya para pemimp[in G20 menyetujui isi deklarasi,” kata Jokowi di konferensi pers di Bali International Convention Center, Rabu (16/11).
Berdasarkan kesepakatan, negara-negara G20 secara konsensus mengutuk perang Ukraina-Rusia karena sudah melanggar batas dan integritas wilayah. Apalagi, masyarakat sipil turut terdampak. Ditambah dengan munculnya krisis pangan, energi, dan risiko krisis finansial global.
Jokowi menambahkan, “Pemulihan ekonomi global juga tak akan tercapai tanpa perdamaian. Oleh sebab itu di pembukaan saya sampaikan agar perang dihentikan.”
Tapi, penyelesaian konflik tersebut tak dilakukan dalam KTT G20. Menurut Jokowi, G20 merupakan forum ekonomi dan pembangunan, bukan forum politik.
“Jadi jangan ditarik-tarik ke politik. Kira-kira itu,” ujarnya.
Bunyi paragraf dalam deklarasi pemimpin tentang perang Rusia-Ukraina
Mengutip dokumen deklarasi, paragraf mengenai perang itu berbunyi sebagai berikut:
This year, we have also witnessed the war in Ukraine further adversely impact the global economy. There was a discussion on the issue. We reiterated our national positions as expressed in other fora, including the UN Security Council and the UN General Assembly, which, in Resolution No. ES-11/1 dated 2 March 2022, as adopted by majority vote (141 votes for, 5 against, 35 abstentions, 12 absent) deplores in the strongest terms the aggression by the Russian Federation against Ukraine and demands its complete and unconditional withdrawal from the territory of Ukraine. Most members strongly condemned the war in Ukraine and stressed it is causing immense human suffering and exacerbating existing fragilities in the global economy - constraining growth, increasing inflation, disrupting supply chains, heightening energy and food insecurity, and elevating financial stability risks. There were other views and different assessments of the situation and sanctions. Recognizing that the G20 is not the forum to resolve security issues, we acknowledge that security issues can have significant consequences for the global economy
Komitmen di luar deklarasi para pemimpin
Selain berhasil mencapai deklarasi para pemimpin, KTT G20 juga menghasilkan sejumlah kerja sama konkret. Salah satunya, Pandemic Fund yang sampai hari ini telah terkumpul US$1,5 miliar.
Ada pula pembentukan dan operasionalisasi inisiasi Resilience and Sustainability Trust di bawah naungan IMF (International Monetary Fund). Senilai US$81,6 miliar akan dikumpulkan guna membantu negara-negara yang menghadapi krisis.
Ditambah dengan komitmen Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk transisi energi Indonesia, yang bernilai US$20 miliar. Komitmen untuk setidaknya melindungi 30 persen daratan dan 30 persen lautan di dunia pada 2030, serta upaya lanjutan mengurangi degradasi tanah hingga 50 persen pada 2040 secara sukarela.
“Ini konkret sekali, walau banyak juga hasil deklarasi yang lainnya,” tutupnya.
Anda dapat mengakses dokumen deklarasi para pemimpin G20 melalui tautan berikut ini.