Ketenaran Squid Game Picu Naiknya Minat Belajar Bahasa Korea

Saat ini ada 77 juta penutur bahasa Korea di dunia.

Ketenaran Squid Game Picu Naiknya Minat Belajar Bahasa Korea
Serial Squid Game di Netflix. (ShutterStock/JOCA_PH)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kesuksesan Squid Game telah membuka berbagai pintu peluang usaha. Selain melambungkan omzet para penjual dalgona di Korea Selatan (Korsel), ketenaran serial itu juga menguntungkan para penyedia jasa les bahasa—khususnya para platform daring.

Mengutip Independent, Jumat (15/10), minat belajar bahasa Korea telah melonjak sejak Squid Game meluncur. Sebagai gambaran, platform pembelajaran bahasa—Duolingo—melaporkan kenaikan pengguna baru 76 persen di Inggris dan 40 persen di Amerika Serikat (AS).

“(Itu) terjadi selama dua minggu setelah pemutaran perdana Squid Game,” kata perusahaan dalam keterangannya.

1. Pengaruh Budaya Pop dan Media Korea Selatan

“Saya ingin menguasai bahasa Korea sehingga bisa menonton drama Korea tanpa bantuan subtitle dan mendengar musik pop Korea tanpa terjemahan.” Begitu alasan Milica Martinovic—mahasiswa The King Sejong Institute di Rusia—mempelajari bahasa Korea.

Alasan di balik keputusan Martinovic untuk mulai belajar bahasa Korea menunjukkan adanya pengaruh media dan budaya pop terhadap tren pembelajaran bahasa. “Bahasa dan budaya secara intinsik terhubung; apa yang terjadi dalam budaya pop dan media sering memengaruhi tren pembelajaran bahasa dan bahasa (itu sendiri),” jelas Juru Bicara Duolingo, Sam Dalsimer, dikutip dari Reuters.

Dia melanjutkan, kenaikan popularitas global musik, film, dan televisi Korea Selatan meningkatkan permintaan untuk belajar bahasa Korea. Squid Game, Parasite, hingga grup idola BTS adalah contoh nyata budaya pop Korsel yang memiliki pengaruh tinggi.

2. Bertumbuhnya Minat Berbahasa Korea

Saat ini, mengacu pada data The Korea Foundation for International Cultural Exchange, saat ini ada sekitar 77 juta penutur bahasa Korea secara global. Lebih lanjut, menurut Duolingo, lebih dari 7,9 juta pengguna aktifnya mempelajari bahasa Korea. Hasilnya, bahasa itu memiliki pertumbuhan tercepat kedua setelah bahasa Hindi.

Selain Duolingo, The King Sejong Institute—yang dijalankan oleh Kementerian Kebudayaan Korea Selatan—juga mencatatkan kenaikan murid luar biasa hingga 2020. Institut itu mempunyai sekitar 76.000 murid di 82 negara pada tahun lalu; melambung tinggi ketimbang jumlah murid pada 2007 yang hanya 740 murid dari tiga negara.

Platform TalkToMeInKorean juga memiliki 1,2 juta anggota yang berasal dari 190 negara. Menurut pendirinya, Sun Hyunwoo, “ada ribuan orang yang ingin belajar bahasa Korea bahkan sebelum Squid Game atau BTS beken, tapi mereka lebih sering belajar dalam kesendirian.”

3. Penambahan Kosa Kata Korea di Kamus Inggris Oxford (OED)

Belum lama ini, OED menambah 26 kata baru asal Korsel ke edisi terbarunya. Salah satunya, hallyu alias gelombang Korea. Istilah itu merujuk pada kesuksesan global budaya pop Korsel, seperti musik; film; acara televisi; mode; hingga makanan.

Presiden Moon Jaein menyambut baik penambahan kata tersebut. Kemudian, dia juga menyebut alfabet Korea (hangeul) sebagai soft power Negeri Ginseng.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina