Jakarta, FORTUNE - Kelompok Taliban telah menguasai Kabul, ibu kota Afghanistan, sejak Minggu (15/8). Bahkan, mereka juga sudah memasuki berbagai kota besar di negara tersebut.
Sebagai informasi, diskusi Taliban dan pemerintah Afghanistan menyoal pemahaman politik menuju kesepakatan damai tidak berhasil walau dukungan dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah dikantongi.
Hasilnya, kini Afghanistan tunduk di bawah kuasa Taliban. Bahkan, kelompok itu menyatakan akan mulai menggunakan hukum Islam dan menentang sistem demokrasi.
“Tak akan ada sistem demokrasi sama sekali karena (itu) tak punya basis di negara kita,” kata Anggota Senior Taliban, Waheedullah Hashimi, dikutip dari Reuters, Kamis (19/8).
Sebenarnya, bagaimana kronologi konflik di Afghanistan tersebut? Seperti apa awal mulanya? Apa pemicunya? Berdasar laporan Reuters, berikut alur pergerakan Taliban di Afghanistan beberapa bulan belakangan.
1. April 2021
Pada 14 April, Presiden AS, Joe Biden mengumumkan akan menarik pasukan dari Afghanistan mulai 1 Mei dan berakhir pada 11 September 2020. Batas waktu itu lebih lama ketimbang waktu penarikan sebelumnya (1 Mei).
2. Mei 2021
Taliban menyerang pasukan Afghanistan di Provinsi Helmand Selatan dan setidaknya enam provinsi lainnya pada 4 Mei. Sepekan kemudian, Taliban pun berhasil merebut Distrik Nerkh di luar Kabul seiring meningkatnya angka kekerasan.
3. Juni 2021
Pejabat senior pemerintah menyebut lebih dari 150 tentara Afghanistan meninggal dalam sehari saat konflik memburuk pada 7 Juni. Bagaimana tidak? Pertempuran terjadi di 26 dari total 34 provinsi.
Pada 22 Juni, Anggota Taliban menyerang wilayah utara yang jauh dari benteng di selatan. Menurut perwakilan PBB di Afghanistan, kelompok itu telah menduduki lebih dari 50 dari 370 distrik di sana.
4. Juli 2021
Terhitung mulai 2 Juli, tentara Amerika perlahan mundur dari markas utama yang dapat ditempuh satu jam dari Kabul. Sontak, itu memutus andil AS dalam perang tersebut.
Maju ke 5 Juli, Taliban menyatakan mampu mengajukan proposal perdamaian tertulis kepada pemerintah Afghanistan secepatnya pada Agustus.
Jenderal Senior AS menyebut Taliban berhasil menguasai setengah dari semua distrik Afghanistan berkat skala dan kecepatan pergerakannya pada 21 Juli. Empat hari setelahnya, AS berjanji terus mendukung tentara Afghanistan dalam beberapa pekan ke depan melalui serangan udara intensif.
Menurut data PBB per 26 Juli, hampir 2.400 warga sipil Afghanistan meninggal atau terluka pada Mei dan Juni--angka tertinggi sejak pencatatan pada 2009.
5. Agustus 2021
Zaranj jatuh ke genggaman Taliban pada 6 Agustus. Hari demi hari, jumlah kota yang Taliban kuasai kian bertambah, seperti kota Kunduz di utara. Bahkan ada empat ibu kota provinsi lain, termasuk Kandahar dan Herat, turut direbut oleh kelompok itu pada 13 Agustus. Sehari setelahnya, kota utama di utara, Mazar-i-Sharif dan Pul-e-Alam juga takluk oleh Taliban.
AS pun mengirim pasukan lebih banyak demi membantu evakuasi warga sipil dari Kabul. Di sisi lain, Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, menyatakan tengah berkonsultasi dengan mitra lokal dan internasional terkait langkah berikutnya.
15 Agustus, Taliban sukses menduduki Kabul, menurut pejabat Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.