Jakarta, FORTUNE - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky terpilih jadi Person of the Year versi majalah TIME Amerika Serikat (AS). Apa alasannya?
Di hari ke-260 sejak invasi ke Ukraina, Rusia sudah hengkang dari Kota Kherson. Kremlin hanya berhasil merebut ibu kota itu sejak menyerang Ukraina pada Februari, dan mengeklaimnya sebagai wilayah Rusia selamanya. Setelah Kherson lepas dari cengkraman Rusia, Zelensky ingin segera pergi ke kota itu. Tapi, para ajudannya memintanya menunggu. Sebab, kota itu porak-poranda. Tanpa listrik, air, penuh ranjau. Bahkan tim keamanan Zelensky curiga Rusia meninggalkan intel yang berisiko menyergap, menyandera, hingga membunuhnya.
“Tim keamanan 100 persen menentang [keinginannya],” ujarnya, sebagaimana dilansir dari TIMES, Jumat (8/12). “Mereka secara praktis tak bisa mengontrol apapun di wilayah yang baru saja direbut. Jadi, itu risiko besar.”
Alasan Zelensky didapuk jadi person of the year versi TIME
Zelensky perlu cepat-cepat ke Kherson untuk temui warganya yang terjebak di sana. Setelah 9 bulan dijajah oleh Rusia, bukan tak mungkin kondisi kejiwaan mereka terguncang. Dus, ia ingin menunjukkan Ukraina masih ada untuk mereka.
“Mungkin itu akan memberi mereka dorongan yang cukup untuk bertahan beberapa hari lagi. Tapi, saya tak yakin. Saya tak menenangkan diri sendiri dengan ilusi seperti itu,” jelasnya.
Ia menempuh perjalanan menggunakan kereta. Dan, ia tak protes. Sebab, baginya itu mengingatkannya pada masa kecil; saat ayahnya kerja jadi manajer sistem di tambang Mongolia. Perjalanan ke sana ditempuh dengan kereta api.
Di awal invasi pun, Zelensky disebut menitah tim khusus untuk menyetop ribuan pesawat yang Rusia kirimkan ke gerbang Kyiv. Menurut salah satu penasihatnya, Mikhailo Podolyak, bosnya belum pernah semurka itu.
“Ia beri perintah sekeras mungkin: jangan menunjukkan belas kasihan. Gunakan seluruh senjata yang ada,” ceritanya.
Itu hanya beberapa aksinya di tengah krisis perang. Atas segala tindakan yang ia lakukan selama Rusia menginjakkan kaki di Ukraina, ia diganjar dengan status Person of the Year. keberaniannya menular. Ia tak kabur seperti yang dilakukan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, enam bulan sebelum invasi Rusia di Ukraina, saat pasukan Taliban mendekat. Tak juga seperti pendahulunya, Viktor Yanukovych, yang lari dari Kyiv pada 2014, ketika pengunjuk rasa menghampiri kediamannya. Sampai saat ini, Zelensky masih tinggal di Rusia.
“Siapa pun yang pergi adalah pengkhianat,” ujar Ketua Parlemen Ukraina, Ruslan Stefanchuk, kepada para anggota parlemen, beberapa saat setelah invasi terjadi.