Club Med: Pasar Penikmat Ski dan Gunung Indonesia Naik 6% Sejak 2019
Indonesia disasar jadi pasar potensial wisata salju premium.
Jakarta, FORTUNE – Perusahaan operator Wisata Premium global, Club Med, mengungkapkan bahwa volume pasar Indonesia untuk bisnis destinasi pariwisata ski dan pegunungan yang dikelola, naik hingga 6 persen, sejak tahun 2019.
Berdasarkan laporan Club Med, pada 2019, volume pasar Indonesia di bidang ini mencapai 29 persen dan melonjak hingga 35 persen pada 2023. “Bisnis (wisata) salju menunjukkan prospek yang menjanjikan, memperoleh proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan total volume bisnis,” demikian Club Med, dikutip Senin (8/1).
Club Med mencatat bahwa pada 2023, total volume bisnis di Indonesia tumbuh sekitar 122 persen dibandingkan 2022, namun masih tertinggal dibandingkan 2019.
“Perbedaan ini terutama disebabkan oleh terbatasnya kapasitas penerbangan ke destinasi Club Med, yang mengharuskan para tamu untuk mengatur penerbangan lanjutan, menimbulkan tantangan selama perjalanan,” demikian Club Med.
Country Director, Thailand dan New Markets, Bruno Courbet, mengatakan bahwa pertumbuhan ini adalah hal yang baik, terutama untuk destinasi ski yang dikelola, seperti Club Med Kiroro Peak di Hokkaido, Jepang; dan bestinasi pegunungan Eropa.
“Dengan meningkatnya ketersediaan penerbangan langsung ke destinasi ramah keluarga seperti Maladewa, Bali, dan Lijiang, kami berada di posisi strategis untuk memenuhi kebutuhan pelanggan kami yang terus berubah, menegaskan kembali komitmen teguh kami untuk memberikan pengalaman liburan yang tak tertandingi,” kata Courbet.
Kinerja 2023
Club Med mencatat bahwa peningkatan ini jadi bagian dari fokus pertumbuhan pasar Thailand dan pasar Asia Tenggara–kecuali Singapura dan Malaysia–yang cukup signifikan.
Sementara, bila dilihat secara klaster, pertumbuhan di 2023 tercatat 74 persen dari tahun sebelumnya, bahkan mencapai tingkat sebelum pandemi. Sejak 2019-2023, pasar Thailand sendiri tumbuh dari 33 persen menjadi 50 persen, dan menyumbang 65 persen dari total volume bisnis klaster.
Secara global, Club Med mencatat nilai bisnis sebesar 1.981 juta Euro atau sekitar Rp33,97 triliun pada 2023 (kurs Rp17.147,84 per Euro). Sementara, rekor pemasukan operasional menembus 174 juta Euro (Rp2,98 triliun), meningkat 64 persen dari 2022 dan 70 persen dari 2019.
Dari sisi sisi kunjungan wisatawan, sepanjang 2023, Club Med mencatat lebih dari 1,5 juta tamu di semua destinasi wisata yang dikelola, dan khusus untuk penginapan menorehkan rerata tingkat okupansi mencapai 70 persen.
CEO Club Med ESAP (East and South Asia, and Pacific) Markets, Rachel Harding, mengatakan bahwa pencapaian ini membuktikan Club Med memimpin pasar liburan premium dan inklusif, terutama di resor-resor pegunungan. “Kami akan terus menciptakan pengalaman yang memungkinkan para tamu untuk melepaskan diri dari kekhawatiran dan beban mental kehidupan sehari-hari untuk sepenuhnya menerima masa kini,” katanya.
Temuan survei
Dalam survei, Club Med juga menemukan insights yang menarik dari tren liburan pada 2023, antara lain:
- Liburan premium yang inklusif menjadi daya tarik di tahun 2023, meskipun terdapat ketidakpastian makroekonomi, gejolak geopolitik, dan naiknya biaya hidup, permintaan perjalanan terus meningkat.
- Komitmen eco tourism berkelanjutan masih menjadi perhatian, mulai dari meminimalkan dampak lingkungan pada operasionalnya hingga memberdayakan masyarakat lokal.
- Liburan musim dingin semakin populer di 2023, terdorong oleh keseruan olahraga musim dingin dan pesona lanskap yang tertutup salju.
- Satu dari dua orang mengetahui konsep liburan pegunungan musim panas dan sebanyak 80 persen tertarik untuk melakukannya dalam dua tahun ke depan.