Implementasi dan Keterjangkauan Masih Jadi Tantangan Transisi Energi
Transisi energi perlu dilakaukan dalam beberapa tahapan.
Jakarta, FORTUNE – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengungkapkan masih terdapat beberapa tantangan terbesar dalam meralisasikan transisi energi di dalam negeri, seperti implementasi dan memastikan keterjangkauan energi oleh masyarakat.
Menurutnya, penetapan strategi, program, dan target menuju transisi energi bahkan merupakan pekerjaan yang lebih mudah. “Bagian paling sulit adalah implementasi konkret menuju transisi energi, memastikan keterjangkauan energi oleh rakyat, aksesibilitas dan dekarbonisasi yang berlangsung dalam waktu yang relatif singkat,” katanya dalam keterangan yang dikutip dari Antaranews, Rabu (13/4).
Transisi energi, dilakukan dalam berbagai tahapan dengan mempertimbangkan daya saing, biaya, ketersediaan, dan keberlanjutan. Selain itu, beberapa program strategis juga sudah mulai berjalan dan terus dipertajam, seperti penggunaan gas sebagai bahan bakar dan bahan baku industri; kemudian konversi bahan bakar diesel jadi gas di pembangkit listrik; dan program lainnya.
Pentingnya sektor migas
Secara rinci, Arifin menyebutkan bahwa sektor migas memegang peranan penting dalam proses transisi energi. “Investasi dalam proyek migas masih diperlukan untuk memberikan ketahanan energi serta memenuhi permintaan yang terus meningkat, sebelum teknologi energi terbarukan jadi lebih kompetitif,” ujarnya.
Hal ini mengacu pada permintaan migas yang masih terus bertumbuh, khususnya di negara berkembang, seperti India, Afrika, dan Asia. Pertumbuhan ekonomi ini pun akan ditandai dengan lonjakan urbanisasi, industrialisasi, dan penggunaan kendaraan. Sementara, transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan juga akan terus dilakukan.
Cukup berimbang
Berdasarkan data, potensi hulu migas Indonesia yang masih sangat besar. Arifin menargetkan produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 BSCFD pada 2030. Tapi target ini nantinya ditujukan untuk pemanfaatan dalam negeri. “Kami memiliki 68 potensi cekungan yang belum dijelajahi dan cadangan terbukti minyak sebesar 2,4 miliar barel, sedangkan cadangan terbukti gas sekitar 43 TCF,” katanya.
Sementara, peta jalan menuju komitmen Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang, dinilai sudah cukup berimbang, terutama antara aspek ekonomi dan keberlanjutan pasokan energi. Pemerintah sudah mentapkan target serta pilihan sektor yang nantinya akan dijadikan sebagain instrumen.