Kemenkomarves Dorong Kolaborasi Pemerintah-Swasta Atasi Polusi Udara
Bukan masalah instan, polusi udara mirip seperti kesehatan.
Fortune Recap
- Kemenkomarves dan bisnis swasta kolaborasi atasi polusi udara
- Pemerintah lakukan elektrifikasi transportasi, dekarbonisasi, dan pengelolaan limbah
- Transisi ekonomi hijau cepat di Indonesia dengan kendaraan listrik dan biofuel
Jakarta, FORTUNE – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) menyatakan Kolaborasi bersama kalangan bisnis (swasta) dan dunia internasional merupakan Solusi mengatasi polusi udara.
Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kemenkomarves, Rachmat Kaimuddin, mengatakan bahwa kemitraan tersebut merupakan bagian dari strategi jangka panjang dalam menghadapi polusi udara, layaknya masalah kesehatan.
“Seperti halnya obesitas, kita tidak bisa mengharapkan hasil instan melalui pendekatan cepat, seperti berpusasa sehari dan langsung sehat. Kita harus mengubah gaya hidup kita,” ujarnya dalam keterangan, Selasa (5/11).
Sumber polusi udara, menurutnya berasal dari emisi atau masalah yang dihasilkan aktivitas manusia, seperti transportasi dan industri. Maka dari itu, kolaborasi kalangan–pemerintah dan swasta–di berbagai aktivitas diharapkan bisa membantu mengatasi masalah polusi udara.
Upaya pemerintah
Menurut Rachmat, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya, seperti elektrifikasi sektor transportasi, mendorong dekarbonisasi di sektor pembangkit listrik, dan mempromosikan pengelolaan limbah ramah lingkungan.
Momentum kolaborasi ini juga sempat disinggung dalam event internasional, seperti Conference of the Parties (COP28) yang digelar di Dubai belum lama. Salah satu sesi di acara tersebut bertujuan untuk meningkatkan skala implementasi dekarbonisasi serta mengidentifikasi sejumlah sektor yang berpotensi mendorong inisiatif udara bersih dan menggalang komitmen dari sektor swasta.
Transisi berjalan cepat
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri, Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Shinta Kamdani, mengungkapkan bahwa transisi ekonomi hijau yang rendah karbon, saat ini berjalan sangat cepat di Indonesia.
Menurutnya, pertumbuhan kendaraan listrik, sampai inovasi penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, seperti biofuel atau bioethanol, berpotensi menurunkan polusi udara, sekaligus menciptakan banyak lapangan kerja baru.
“Upaya kolektif yang melibatkan kolaborasi internasional antara pemerintah dan mitra non-pemerintah sangat penting untuk mengatasi tantangan yang mendesak,” katanya.