NEWS

Militer Gabon Kudeta Dinasti yang Sudah Berkuasa Setengah Abad

Dinasti penguasa dianggap tak bisa sejahterakan rakyatnya.

Militer Gabon Kudeta Dinasti yang Sudah Berkuasa Setengah AbadIlustrasi catur. (Pixabay/Andrea Toxiri)
01 September 2023

Jakarta, FORTUNE – Militer Gabon menyatakan kudeta pada Presiden Ali Bongo yang merupakan bagian dari dinasti penguasa. Ali Bongo belum lama ini memenangkan pemilihan Presiden untuk ketiga kalinya di salah satu negara penghasil minyak terbesar di Afrika tersebut.

Namun, militer Gabon membatalkan hasil pemilu, menutup perbatasan ditutup, hingga membubarkan lembaga negara. Dalam beberapa jam, jabatan pemimpin di masa transisi pun jatuh ke tangan Jenderal Brice Oligui Nguema, mantan kepala pengawal presiden, dilansir dari pemberitaan Reuters,

Sesaat sebelum pengumuman kudeta, otoritas pemilu menyatakan Bongo sebagai pemenang dengan perolehan 64,27 persen suara, mengalahkan penantang utamanya, Albert Ondo Ossa dengan perolehan 30,77 persen suara.

Namun, para pejabat Gabon yang menamakan diri mereka ‘The Committee of Transition and the Restoration of Institutions’ menyebut bahwa pemilu yang baru dilakukan itu tidak kredibel. “Negara ini sedang menghadapai krisis kelembagaan, politik, ekonomi, dan sosial yang cukup parah,” katanya seperti ditulis oleh Reuters, Kamis (31/8),

Ratusan orang merayakan intervensi militer di jalan-jalan ibu kota Gabon, Libreville. Sementara PBB, Uni Afrika, dan Prancis, mantan penguasa kolonial Gabon yang menempatkan pasukan di sana, mengutuk kudeta tersebut.

Reaksi dunia internasional

Posisi Gabon di wilayah barat Benua Afrika.
Posisi Gabon di wilayah barat Benua Afrika. (Wikimedia commons)

Kudeta militer yang terjadi di Gabon pun memunculkan sejumlah reaksi dari dunia internasional, yang umumnya kurang setuju. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dan Uni Afrika mengutuk peristiwa tersebut dan meminta militer untuk menjamin keselamatan Bongo dan keluarganya.

Cina dan Rusia mengatakan bahwa kedua negara tersebut berharap stabilitas dapat segera kembali. Sementara, Amerika Serikat mengatakan situasi ini sangat memprihatinkan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Prancis yang memiliki sejumlah kepentingan di Gabon, seperti tambang mangan dan minyak. Gabon dikehatui mampu memproduksi 200.000 barel minyak per harinya. Terjadinya kudeta membuat posisi Prancis di negara tersebut pun membuat situasi semakin tak pasti. “Kami mengutuk kudeta militer dan mengingat kembali komitmen kami terhadap pemilu yang bebas dan transparan,” kata juru bicara pemerintah Prancis Olivier Veran.

Kudeta semacam ini bukan yang pertama kali di wilayah Afrika Barat dan Tengah, sejak 2020, Gabon adalah negara kedelapan yang mengalami kudeta militer, sebelumnya kudeta juga terjadi di Nigeria. Kekuatan militer juga sudah merebut sejumlah kekuasaan di beberapa negara, seperti Mali, Guinea, Burkina Faso, dan Chad. Hal ini pun meningkatkan ketakutan dari negara-negara di luar Afrika, yang memiliki kepentingan strategis di wilayah tersebut.

Sosok kontroversial

Bendera Gabon.
Bendera Gabon. (Walpaperflare.com)

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.