Tren Covid-19 Menurun, Pemda Diminta Perkuat Tes dan Penelusuran
Kewaspadaan dan protokol kesehatan harus tetap ditingkatkan.
Jakarta, FORTUNE – Pemerintah meminta setiap daerah untuk memperkuat kapasitas testing dan tracing guna mempercepat identifikasi kasus Covid-19 dan menghindari terjadinya ledakan kasus.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marinves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan langkah tersebut diperlukan menyusul tren Covid-19 di Indonesia yang menurun cukup signifikan.
“Jumlah orang yang diperiksa juga mengalami penurunan, seiring tidak diberlakukannya lagi syarat antigen untuk perjalanan,” katanya dalam konferensi pers mengenai hasil rapat terbatas (ratas) PPKM, secara daring, Senin (14/3).
Menurut Luhut, tren penurunan terjadi karena jumlah kasus terkonfirmasi yang berkurang dan turunnya jumlah keterisian rumah sakit yang begitu signifikan. “Segala capaian ini tidak perlu kita rayakan dalam bentuk euforia yang berlebihan yang nantinya justru akan mencederai efektifitas dalam pengendalian ini,” tuturnya.
Tren penurunan diikuti peningkatan deteksi kasus Covid-19
Epidemiolog Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono juga mengatakan bahwa penurunan ini harus diiringi oleh peningkatan deteksi Covid-19 lewat pengujian dan pelacakan.
Menurutnya, pemerintah harus terus memantau dan melakukan surveilans secara ketat. “Sekarang ada kemalasan untuk masyarakat memeriksa antigen atau PCR, jadi menurut saya, banyak kasus yang tidak terdeteksi, yang menyebabkan penularan Covid-19 masih terus ada di Indonesia,” ucapnya seperti dikutip dari Antara, Senin (14/3).
Semakin cepat kasus ditemukan di tengah masyarakat, maka potensi penyebaran Covid-19 akan semakin dapat dicegah.
Dia juga menilai,pembebasan sosial sebaiknya tidak dilakukan terlalu dini. Karena, hal ini akan membuat kasus terus meningkat, meski saat ini diklaim sudah menurun.
Waspada sub varian BA.2
Menko Luhut menyampaikan bahwa di beberapa negara Eropa terjadi kenaikan kasus Covid-19, setelah adanya pelonggaran protokol kesehatan. Selain itu, hal ini juga ditandai dengan penyebaran sub varian Omicron BA.2.
“Pemerintah ke depan akan mengambil kebijakan secara lebih berhati-hati. Penerapan protokol kesehatan, terutama pemakaian masker masih harus terus kita lakukan,” ucap Luhut.
Jelang ramadhan, vaksinasi makin digencarkan
Menjelang datangnya bulan Ramadhan,pemerintah akan semakin menggencarkan kembali vaksinasi di berbagai tempat. “Kita berharap, kita akan lebih bebas pada Bulan Ramadhan. Untuk itu, kami titip kepada masyarakat untuk segera melakukan vaksin lengkap dan booster,” kata Luhut.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak perlu memilih-milih jenis vaksin. Menurut data penelitian, semua vaksin ini akan berfungsi sama pada tubuh penerimanya.
“Ini juga sama efektifnya untuk memberikan antibodi terhadap Covid-19,” katanya.
Evaluasi beberapa pelonggaran di Jawa-Bali
Di tengah tren penurunan kasus yang terjadi, Bandara Juanda, Surabaya akan segera beroperasi kembali untuk kedatangan dan keberangkatan penerbangan luar negeri, termasuk untuk jamaah umroh.
“Hal ini akan berdampak positif bagi ekonomi Jawa Timur,” katanya.
Kabar baik lain datang dari penerapan penerimaan kedatangan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) tanpa karantina di Bali. Dalam seminggu terakhir, kedatangan wisatawan mancanegara meningkat pesat, namun dengan tingkat positivity rate rendah, di bawah 1 persen. “Namun, kami akan lakukan evaluasi satu minggu ke depan, sebelum kebijakan ini diterapkan untuk seluruh Indonesia,” katanya.
Penerapan visa on arrival juga dianggap berpengaruh positif pada peningkatan kedatangan PPLN. Sejak dibuka kembali di Bali pada (7/3), total kedatangan PPLN mencapai 449 pax dengan total Penerimaan nasional Bukan Pajak (PNBP) sebanyak Rp224 juta.
“Berdasarkan hal tersebut, pemerintah akan memperluas penerapan pemberlakukan visa on arrival dengan target negara-negara yang punya potensi pariwisata yang besar dan negara-negara G20,” ujar Luhut.