Turunkan Stunting, Nestlé Adakan Program 100 Hari Pendampingan Gizi
Nestlé pun menuai hasil positif dari program ini.
Jakarta, FORTUNE – Nestlé Indonesia mendorong upaya penurunan angka Stunting di Indonesia, melalui program 100 Hari Pendampingan Gizi di delapan Provinsi, yakni Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Aceh, Bengkulu, Jawa Timur, Jawa Tengah, jawa Barat, dan Banten.
Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia, Samer Chedid, mengatakan bahwa program ini sudah dimulai sejak Agustus 2023 hingga Maret 2024, dan menjangkau lebih dari 600 anak di seluruh Indonesia. “Mendukung 50 juta anak menjalani hidup yang lebih sehat pada 2030, kami berupaya untuk terus menginspirasi masyarakat Indonesia menjalani hidup yang lebih sehat maupun membangun, berbagi dan menerapkan pengetahuan gizi,” ujarnya dalam keterangan, Selasa (16/7).
Program 100 Hari Pendampingan Gizi ini mencakup intervensi gizi kepada anak stunting usia 12 hingga 60 bulan, melalui pemberian satu gelas susu terfortifikasi dan satu butir telur setiap hari selama 100 hari. Hal ini dibutuhkan untuk menambah asupan protein dan zat gizi mikro, guna mendukung peningkatkan kualitas asupan gizi sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan status gizi anak.
Corporate Nutritionist PT Nestlé Indonesia, Eka Herdiana, menambahkan dari hasil evaluasi yang dilakukan perusahaan pada program ini, hasil positif pun didapatkan. “Di Kabupaten Batang, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Karawang, diketahui bahwa terjadi penurunan secara signifikan angka stunting berat sebesar 28 persen,” katanya.
Pentinya edukasi
Selain pemberian makanan bergizi, Program 100 Hari Pendampingan Gizi juga memfasilitasi adanya sesi edukasi bagi para kader dan orang tua mengenai pentingnya gizi, tumbuh kembang, pola asuh, dan pola hidup bersih sebagai dukungan untuk memberikan lingkungan yang baik untuk dukung tumbuh kembang anak.
Guru Besar Pangan dan Gizi IPB, Prof. Ali Khomsan, mengatakan bahwa peningkatan pengetahuan gizi bagi orang tua dan kader dapat mendukung upaya perbaikan status gizi. “Mengacu pada studi-studi pemberian makanan tambahan pada target anak stunting, pemberian makanan tambahan–seperti susu dan telur–selama jangka waktu tertentu dapat memberikan dampak positif terhadap status gizi anak,” ujarnya.
Hingga 2023, Nestlé Indonesia telah melakukan edukasi tentang gizi dan kesehatan terhadap lebih dari 12.000 kader dan 200.000 orang tua dan ibu hamil, sebagai komitmen untuk mendukung kesehatan keluarga Indonesia dimulai dari 1.000 hari pertama kehidupan.
Hasil ini diikuti oleh langkah fortifikasi pada produk-produk Nestlé Indonesia dengan mikronutrien penting, seperti vitamin A, Zat Besi, Zink, Yodium dan Vitamin D. Pada 2023, sebanyak 3,3 miliar sajian produk telah difortifikasi, antara lain Dancow FortiGro, Nestlé Cerelac, Milo Activ-Go, Nestlé Batita, maupun Koko Krunch.