Peran Perempuan Meningkat, Dongkrak PDB Nasional
Angkatan kerja perempuan baru mencapai 54,3 persen pada 2021
Jakarta, FORTUNE - Ketua Umum Panitia Nasional MCWE G20 2022 Lenny N. Rosalin mengatakan, peran perempuan di Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu. Menurutnya, banyak sektor pembangunan yang melibatkan peran perempuan. "Banyak bidang yang dulu belum bisa dimasuki oleh perempuan, sekarang perempuan sudah bisa masuk ke dalamnya," kata Lenny dalam diskusi daring yang digelar Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertema “Perempuan Berdaya untuk Pulih Bersama” pada Kamis (14/7).
Namun, Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA ini juga tak menampik kuatnya budaya patriarki di Tanah Air. Budaya patriarki ini, jelas Lenny, masih “menghambat” perempuan untuk berperan. Lebih utamanya dalam mendukung berbagai pembangunan nasional.
"Tetapi tentunya, ada juga yang masih "menghambat" perempuan untuk lebih berperan di bidang-bidang pembangunan. Jadi seperti kita semua tahu ya, salah satunya adalah budaya di masyarakat kita yang masih sebagian besar menerapkan budaya patriarki," paparnya.
Gap antara angkatan kerja perempuan dan laki-laki
Lenny menambahkan, terdapat gap yang cukup besar antara partisipasi angkatan kerja perempuan jika dibandingkan dengan laki-laki. Hingga saat ini, kata Lenny, angkatan kerja perempuan baru menyentuh angka 54,3 persen pada 2021, sementara laki-laki sudah mencapai 82 persen.
Padahal, kata Lenny, jika perempuan diberikan akses lebih agar bisa berpartisipasi dan ikut serta dalam pengambilan keputusan, maka produk domestik bruto (PDB) akan naik. Bahkan, menurut studi McKinsey, dengan menaikkan 3 persen saja angkatan kerja perempuan, maka PDB akan naik mencapai US$135 miliar.
"Kita harus mengejar ketertinggalan ini, memberikan kesempatan kepada perempuan. Karena studi McKinsey menyebutkan kalau kita bisa menaikkan partisipasi perempuan, maka sebetulnya produk domestik bruto kita bisa naik. Studi itu menyebutkan kalau kita bisa menaikkan partisipasi angkatan kerja perempuan 3 persen saja ya, itu PDB Indonesia tuh bisa naik US$135 miliar," paparnya.
Lenny berharap, melalui aliansi G20 EMPOWER dan Engagement Group Women20 atau W20, seluruh pihak dapat meningkatkan kualitas hidup para perempuan Indonesia dengan bersinergi, bekerja sama memberikan ruang bagi perempuan untuk mengaktualisasikan dirinya.
"Karena pepatah juga membuktikan bahwa memberdayakan perempuan, itu akan memberikan dampak multiplier. Jadi tidak hanya pada perempuan, tetapi juga pada keluarga, masyarakat dan bangsa," katanya.
Jumlah perempuan Indonesia mencapai 49,5 persen dari total populasi
Dalam kesempatan itu, Tim Juru Bicara G20 Maudy Ayunda mengatakan hingga saat ini, jumlah perempuan Indonesia mencapai 49,5 persen dari total populasi. Mayoritas dari mereka, kata Maudy, adalah kategori usia produktif.
Mengutip Michele Obama yang mengatakan, tidak ada negara yang bisa benar-benar berkembang jika menghambat potensi perempuannya dan menghilangkan kontribusi dari separuh warganya. Menurut Maudy, negara harus peduli pada perempuan dan memberikan jalur jalur yang dapat mendukung terciptanya kesetaraan gender.
Dengan memberikan ruang bagi perempuan untuk berkarya, maka negara dapat mencapai kemajuan. "Jadi kalau kita ingin negara kita maju maka kita juga perlu menaruh perhatian pada isu pemberdayaan perempuan. Kita harus peduli dan memberikan jalur jalur yang betul-betul mendukung kesetaraan karena perempuan memiliki kemanusiaan yang sama dan berhak," ucapnya.