NEWS

Subsidi KRL Jabodetabek Pakai NIK di 2025, Tarif Bakal Naik?

Masih dalam tahap wacana dan kajian.

Subsidi KRL Jabodetabek Pakai NIK di 2025, Tarif Bakal Naik?KRL di Stasiun Manggarai. (Dok. KAI)
30 August 2024

Jakarta, FORTUNE - Mulai 2025, skema subsidi KRL Jabodetabek akan diubah menjadi berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK). Langkah ini diambil oleh pemerintah untuk memastikan bahwa subsidi transportasi dapat lebih tepat sasaran. Dengan kebijakan ini, subsidi KRL hanya akan dinikmati oleh individu yang memenuhi kriteria berdasarkan profil masyarakat yang diidentifikasi melalui NIK. Masyarakat yang dianggap mampu tidak akan lagi menerima harga tiket KRL yang disubsidi.

Wacana mengenai pengenaan subsidi KRL yang berbasis NIK ini menjadi topik hangat di media sosial, bermula setelah muncul pemberitaan yang mengutip data dari Buku II Nota Keuangan RAPBN 2025 yang diserahkan oleh pemerintah ke DPR untuk dibahas bersama.

Dokumen tersebut menetapkan anggaran subsidi PSO untuk PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebesar Rp4,79 triliun. Anggaran ini dialokasikan untuk mendukung peningkatan kualitas dan inovasi layanan kelas ekonomi pada angkutan kereta api, termasuk KRL Jabodetabek.

"Penerapan tiket elektronik berbasis NIK kepada pengguna transportasi KRL Jabodetabek," demikian tercantum dalam Buku Nota II, dikutip Jumat (30/8).

Selain itu, ada perbaikan lain yang dilakukan untuk moda transportasi kereta api lainnya, yakni pelaksanaan penilaian kepuasan pelanggan dengan mekanisme survei indeks kepuasan masyarakat (IKM) pada KA penugasan PSO, mekanisme pengurangan pemberian subsidi pada KA penugasan PSO melalui skema perhitungan pendapatan non tiket (non core), dan melakukan pelaksanaan verifikasi berbasis biaya pada penyelenggaraan KA PSO.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menyatakan bahwa rencana pemberian subsidi berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk tiket KRL Commuter Line Jabodetabek pada tahun 2025 masih dalam tahap wacana.

"Itu belum, masih wacana," ujar Budi Karya, melansir ANTARA pada Jumat (30/8).

Budi menjelaskan bahwa saat ini sedang dilakukan studi untuk memastikan bahwa subsidi angkutan umum diberikan kepada mereka yang benar-benar layak menerimanya. Namun, menurutnya, semua opsi yang ada saat ini masih berupa wacana dan belum ada keputusan akhir.

"Kami sedang mempelajari bagaimana caranya agar subsidi angkutan umum benar-benar dinikmati oleh mereka yang berhak, dan jika nantinya menggunakan NIK, itu masih dalam tahap wacana dan studi," ucapnya.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.