Ini Sebab Harga Bawang Merah dan Bawang Putih Melonjak Usai Lebaran
Ada faktor cuaca dan realisasi impor.
Fortune Recap
- Harga bawang putih naik 14 persen menjadi Rp44.142 per kilogram.
- Deputi Bapanas menyebutkan kenaikan harga disebabkan seretnya realisasi impor dari bawang putih.
- Banjir di Jawa Tengah membuat harga bawang merah naik 43 persen menjadi Rp52.310 per kilogram.
Jakarta, FORTUNE – Usai Lebaran, bawang putih dan Bawang Merah malah mencatatkan kenaikan harga.
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata nasional harga bawang putih Rp44.142 per kilogram, atau naik 14 persen secara tahun kalender.
Sedangkan untuk harga rata-rata nasional bawang merah, nilainya telah mencapai Rp52.310 per kilogram atau naik 43 persen secara tahun kalender.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, mengatakan harga bawang putih juga mengalami kenaikan. Dia menyebutkan kenaikan disebabkan oleh seretnya realisasi impor bawang putih.
“Kita akan mengundang teman-teman importir dan Kemendag melihat realisasi mereka sejauh mana, dan memantau distribusinya sejauh mana,” kata Ketut dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2024, Senin (22/4).
Adapun harga bawang putih asal Cina di pasar internasional mencapai Rp29.500 per kilogram.
Sedangkan untuk lonjakan harga bawang merah, Ketut mengatakan banjir yang terjadi di Jawa Tengah membuat 2.500 hektare lahan bawang merah gagal panen.
Sementara itu, total lahan bawang merah yang terdampak akibat hujan lebat sepanjang Maret 2024 mencapai 7.500 hektare.
"Harga bawang merah memang disebabkan beberapa hal. Di samping hujan, harga dipengaruhi keterbatasan tenaga kerja untuk memanen," kata Ketut dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2024, Senin (22/4).
Banjir membuat pasokan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati turun 38,78 persen menjadi 60 ton.
Untuk diketahui, Jawa Tengah merupakan produsen bawang merah terbesar dengan 556.000 ton pada 2022.
Sementara itu, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag, Bambang Wisnubroto, menyatakan lonjakan harga bawang putih dipicu oleh realisasi impor yang masih rendah hingga tingginya harga di negara asal.
Dia menyebut alokasi impor bawang putih tahun ini berdasarkan rakortas dengan Kemenko Perekonomian ditetapkan mencapai 645.025 ton.
Sementara itu, realisasi impor hingga 19 April 2024 baru sekitar 92.046 ton atau 14,2 persen dari kuota impor yang ditetapkan.
“Sebelum Lebaran kami sebenarnya sudah mengundang 43 importi. Kami akan mengingatkan kembali dan mendorong importir untuk segera merealisasikan dan mendistribusikan bawang putih,” ujarnya.
Selain realisasi yang minim, Kemendag menyebut pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga turut mengerek harga bawang putih di dalam negeri. Sebab transaksinya menggunakan mata uang asing.
“Kita akan sinergi dengan Badan Pangan Nasional mendorong impor untuk segera merealisasikan persetujuan impor yang telah didapatkan,” ujarnya.