Jakarta, FORTUNE - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengajak produsen kendaraan listrik asal Cina, NIO dan China Railway Rolling Stock Corporation - Electric Vehicle (CRRC EV) untuk berproduksi di Indonesia.
Zulkifli optimistis penjajakan pengembangan kendaraan listrik dengan Cina dapat mewujudkan komitmen Indonesia menuju net zero emission dan mempercepat dekarbonisasi.
“Kami bertemu dengan produsen [kendaraan listrik] Tiongkok dan menjajaki berbagai kemungkinan,” kata dia lewat keterangan resmi yang dikutip Rabu (18/10).
Pihak Indonesia akan memfasilitasi investasi NIO dan CRRC EV di Indonesia. Dengan kondisi politik yang dia sebut baik, bisnis kendaraan listrik di Indonesia menjadi menarik. Pasalnya, pemerintah juga akan menyediakan insentif bagi perusahaan kendaraan listrik.
Investasi kendaraan listrik oleh Cina, menurutnya, dapat menjadi motor penggerak perkembangan industri kendaraan listrik di dalam negeri.
“Kehadiran produsen [kendaraan listrik] asal Tiongkok diharapkan dapat berdampak positif bagi pengembangan industri [kendaraan listrik] di Indonesia. Saya kembali menegaskan bahwa ini adalah saat yang tepat bagi perusahaan [kendaraan listrik] Tiongkok untuk mulai berinvestasi di Indonesia,” ujarnya.
Dia mengatakan para produsen kendaraan listrik Cina ini dapat menemukan mitra lokal yang tepat untuk ekspansi bisnisnya.
Kebijakan pemerintah dalam mengembangkan kendaraan listrik
Pemerintah telah menetapkan kebijakan progresif dalam pengembangan kendaraan listrik, termasuk pemberian stimulus fiskal dan insentif, serta mendorong penggunaan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional sehari-hari bagi entitas pemerintah pusat dan daerah.
Ada dua kebijakan utama untuk mengakselerasi penggunaan kendaraan listrik.
Pertama, melalui perilisan bantuan pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) roda dua yang memenuhi persyaratan TKDN minimal 40 persen.
Kedua, memberikan potongan pajak pertambahan nilai yang ditanggung pemerintah (PPN DTP) 5 sampai 10 persen untuk KBLBB roda empat dan bus elektrik, bergantung pada kandungan lokal yang dimiliki.
Saat ini terdapat 50 perusahaan yang mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia dengan total investasi lebih dari US$200 juta atau sekitar Rp3 triliun.
Pemerintah menargetkan satu juta kendaraan roda empat yang beroperasi pada 2035 merupakan kendaraan listrik. Itu setara dengan penghematan sekitar 12,5 juta barrel BBM dan pengurangan CO2 sebesar 4,6 juta ton.
Pemerintah juga menargetkan 12 juta unit kendaraan listrik roda dua maupun tiga beroperasi pada 2025. Angka itu setara penghematan 18,86 juta barrel BBM dan pengurangan 6,9 juta ton CO2.