Menhub: LRT Jakarta Fase 1B Pakai APBD dan Inisiasi Pemda DKI Jakarta
Dana pembangunan LRT Jakarta Fase 1B mencapai Rp5,5 triliun.
Jakarta, FORTUNE - Proyek pembangunan LRT Jakarta fase 1B dari Velodrome ke Manggarai dimulai pada Senin (30/10).
Peletakan batu pertama dilakukan oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, yang menggantikan Presiden Joko Widodo yang tidak hadir.
Budi Karya mengatakan ini merupakan proyek ini sepenuhnya mengandalkan APBD DKI Jakarta tanpa bantuan dana dari pemerintah pusat, dan merupakan proyek percontohan bagi kota lain di Indonesia.
“Niatan baik dari Pemda ini sangat diaapresiasi karena dengan adanya anggaran dari Pemda sendiri, iniasi dari Pemda sendiri,” kata Budi dalam acara yang disiarkan secara virtual, Senin (30/10).
Pembangunan LRT Jakarta fase 1B dari Velodrome ke Manggarai menurut rencana berlangsung selama 36 bulan dengan target beroperasi pada 2026.
Kebutuhan anggaran pembangunan mencapai Rp5,5 triliun untuk konstruksi layang (elevated) pada trase sepanjang 6,4 kilometer.
Konstruksi layang terdiri atas lima stasiun, yakni Pemuda Barat, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman, dan Manggarai.
Hasil studi kelayakannya atau feasibility study (FS) menunjukkan potensi penumpang pada lintas tersebut mencapai 50.000-70.000 orang per hari.
Groundbreaking ini merupakan kelanjutan dari proyek pembangunan LRT Jakarta fase 1 Pegangsaan Dua ke Velodrome medio Juni 2016.
Dua tahun berselang, tepatnya Agustus 2018, LRT Jakarta memulai pengoperasian untuk uji terbatas dengan penumpang umum dan operasi terbatas selama ajang sian Games pada tahun sama.
Perlu adanya kesadaran membangun transportasi massal
Untuk melanjutkan proyek LRT Jakarta, menurut Budi, perlu adanya kesadaran penuh mengenai pentingnya membangun transportasi massal perkotaan.
“Karena menghabiskan beberapa tahun pun kalau tidak ada niatan tidak akan terjadi. Seperti MRT oleh Presiden Jokowi memerintah itu dimulai maka sudah terbangun sekarang,” ujarnya.
Dia berharap dengan mulainya pembangunan LRT Jakarta, maka pilihan angkutan masal di Jakarta makin bervariasi. Selain itu, angkutan ini diharapkan dapat menurunkan kemacetan di ibu kota.
“Saya yakin DKI punya dedikasi. DKI punya kemampuan finansial dan DKI memiliki satu niat baik yang bisa menjadi contoh di seluruh Indonesia,” katanya.