NEWS

Menkes Prediksi Puncak Kasus Covid-19 Satu Setengah Bulan Lagi

Lonjakan kasus ini berkaca pada kondisi di Singapura.

Menkes Prediksi Puncak Kasus Covid-19 Satu Setengah Bulan LagiMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan) berbincang dengan Sekjen Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha (kiri) sebelum mengikuti rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/3). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto.
09 November 2022

Jakarta, FORTUNE -  Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memproyeksikan puncak penambahan kasus Covid-19 di Tanah Air akan terjadi dalam waktu 1,5 bulan ke depan. Ramalan itu disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Selasa (8/11).

Dalam paparannya, menteri dengan sebutan BGS ini mengatakan ada tiga subvarian Omicron yang memicu lonjakan kasus, yaitu BA.2.75, BQ.1, dan XBB. Namun, yang disebut terakhir itu merupakan pemicu penularan Covid-19 paling cepat saat ini. 

“Puncaknya di berapa, itu yang nanti kita lihat. Tapi, saya rasa di bulan Desember ini pasti sudah kelihatan puncaknya atau di awal Januari paling lambat," kata BGS.

Bila berkaca pada kejadian di Singapura, dia menjelaskan kenaikan kasus Covid-19 harian lebih cepat dibandingkan dengan peristiwa puncak sebelumnya seperti dipicu subvarian BA.4 maupun BA.5. Sedangkan, bila dibandingkan dengan tren varian bawah BA.1 dan BA.2 lebih rendah.

“Sebagai informasi, BA.1 dan BA.2 puncaknya 60 ribu kasus sehari. Ini terjadi bulan Januari dan Februari. Puncaknya dicapai satu dua bulanan sejak kasus terindentifikasi. Sedangkan untuk BA.4 maupun BA.5 itu sekitar 45 sampai 60 hari sejak kasus teridentifikasi naik ke 20 ribuan per hari,” kata Budi.

Upaya menekan puncak kasus Covid-19

Demi mengantisipasi puncak kasus Covid-19, BGS mengatakan rumah sakit Indonesia sudah sangat siap. Sebab, kapasitas untuk menangani pasien Covid-19 telah mencapai 100 ribu ranjang.

Indonesia, kata dia, juga telah berhasil melewati puncak Covid-19 beberapa kali. Oleh karenanya, Budi mengimbau kepada masyarakat agar selalu menggunakan masker, baik di dalam ruangan maupun saat berkerumun.

Dia menilai masker dapat membantu masyarakat mencegah penularan Covid-19.  Selain itu, Budi mendorong masyarakat untuk melakukan vaksin penguat dan booster. Hal ini akan meningkatkan imunitas dan mengurangi ketersakitan apabila terpapar virus corona.

"Karena ini bisa menular walau sudah divaksin. Nah, untuk supaya jangan masuk RS, yang belum booster dorong booster. Terutama orang tua, ayah, ibu, nenek, kakek, yang belum booster segera didorong booster," ujarnya.

 

Tren kasus Covid-19 meningkat

Perkembangan jumlah kasus konfirmasi virus corona di Indonesia mengalami tren peningkatan dalam sepekan terakhir. Kenaikan terhitung 56,94 persen lebih tinggi dibandingkan temuan kasus sepekan sebelumnya.

Berdasarkan data yang dihimpun dari laporan harian pemerintah, selama periode 25-31 Oktober jumlah kumulatif kasus konfirmasi Covid-19 dalam sepekan berjumlah 20.415 kasus.

Sementara pada periode 1-7 November, kasus konfirmasi Covid-19 naik menjadi 32.041 orang.

Tren peningkatan kasus konfirmasi Covid-19 itu juga dibarengi dengan tren kenaikan pada kasus kematian warga akibat Covid-19. Selama periode 25-31 Oktober, kasus konfirmasi Covid-19 berjumlah 177 kasus, dan sepekan setelahnya bertambah menjadi 240 kasus atau meningkat sebanyak 35,59 persen.

Dari tren kenaikan kasus tersebut, jumlah testing mingguan Covid-19 di Indonesia juga terpantau mengalami tren kenaikan kendati tidak signifikan. Selama 25-31 Oktober, misalnya, 178.729 orang telah diperiksa. Sepekan setelahnya, jumlah warga yang diperiksa naik menjadi 190.165.



 

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.