Mentan Prediksi Harga TBS Masih Akan Tertekan Walau Ekspor CPO Dibuka
Larangan ekspor menekan harga TBS hingga 50 persen.
Jakarta, FORTUNE - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pelarangan ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng telah membuat harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani turun hingga 50 persen. Meskipun ekspor sudah dibuka, dia memprediksi tekanan terhadap harga TBS masih akan terus berlangsung.
"Seperti disampaikan Bapak Presiden pada 23 Mei 2022, ekspor CPO ke luar negeri akan dibuka kembali. Namun dampak pelarangan ekspor CPO diperkirakan masih akan berpengaruh terhadap harga TBS petani untuk beberapa waktu ke depan," katanya dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI, Senin (23/5).
Per hari ini, pemerintah telah mencabut larangan ekspor CPO atau crude palm oil dan turunannya. Keputusan ini diambil, salah satunya setelah harga CPO mengalami penurunan usai penutupan keran ekspor 28 April lalu.
Dampak larangan ekspor CPO telah membuat harga Tandan Buah Segar (TBS) menurun drastis. Penurunan hingga 58,87 persen dari harga Rp3.814 per kilogram atau menjadi Rp1.569 per kilogram.
Upaya yang dilakukan Kementan
Syahrul mengungkap, selama larangan ekspor CPO diterapkan, pihaknya sebulan terakhir ini melakukan berbagai macam upaya untuk melindungi petani sawit. Pertama, mendukung dan mendorong pencabutan larangan ekspor CPO dan turunannya.
Kedua, melakukan gerakan pembelian TBS perkebunan dengan harga wajar oleh PKS. Ketiga mendorong gubernur sentra kelapa sawit untuk menindaklanjuti surat Plt. Direktur Jenderal Perkebunan Nomor 168 Tahun 2022 tentang Harga TBS pekebun pasca Permendag 22 Tahun 2022.
Kemudian, ada juga upaya sementara dan agenda permanen di mana salah satu upaya itu untuk meningkatkan produksi petani sawit.
Syahrul juga mengatakan selain upaya tersebut, telah mengambil kebijakan lain yang tujuannya untuk melindungi harga TBS pada petani kelapa sawit. "Kami juga mendorong Gubernur untuk berperan serta membantu petani kelapa sawit dalam upaya mengantisipasi penurunan harga TBS," ujarnya.
Harga TBS di petani belum kembali
Sementara itu, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mencatat harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani jatuh di bawah harga dari yang ditetapkan oleh dinas perkebunan. Rerata harga TBS untuk kelompok petani swadaya masih turun 35 persen dan petani bermitra/plasma turun 20 persen.
Ketua Umum DPP Apkasindo, Gulat Manurung mengatakan, harga rata-rata TBS kelompok petani swadaya saat ini berada di kisaran Rp2.011 per kilogram dan di petani bermitra Rp2.548 per kilogram. Sedangkan harga rata-rata ditetapkan oleh dinas perkebunan yakni mencapai Rp3.412 per kilogram.
“Masih belum tercapainya harga ditetapkan Dinas Perkebunan terhadap diterima petani ini akibat masih adanya dari beberapa pabrik tidak menyerap TBS petani," kata Gulat melalui pesan singkat, Senin (23/5).
Gulat menekankan tidak ada lagi alasan pabrik mengatakan mengurangi pembelian TBS karena tidak ada ekspor. Menurutnya permasalahan ini seharusnya sudah selesai, pasca pemerintah mencabut larangan ekspor CPO. “Kami minta pabrik ikuti tata cara penetapan harga dinas perkebunan," kata Gulat.