Menteri Bahlil: Hilirisasi yang Kita Inginkan Sampai 70 Persen
Pemerintah dorong investasi dari hulu hingga hilir.
Jakarta, FORTUNE - Pemerintah terus berupaya mendorong investasi terintegrasi untuk pengembangan hulu hingga industri hilir dari komoditas mineral dan logam.
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, mengatakan program hilirisasi komoditas mineral dan logam tidak cukup hanya sampai pengolahan barang setengah jadi. Dia mencontohkan bahwa pemerintah tengah mendorong pengembangan industri baterai kendaraan listrik untuk menyerap hasil olahan nikel.
"Kalau kita bicara hilirisasi, kita inginkan hilirisasi yang sampai 70 persen dan 80 persen nilai tambahnya,” ujarnya saat memberikan Kuliah Umum di kantor Media Indonesia, Jumat (3/2).
Bahlil pun mendorong peningkatan hilirisasi pada sektor tembaga. Menurutnya, PT Freeport Indonesia (PTFI) tengah membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) di kawasan ekonomi khusus (KEK) JIIPE Gresik, Jawa Timur, dengan investasi US$3 miliar.
“Jadi, total produksi (PTFI) seluruhnya akan diolah di Indonesia, tapi baru sampai di tingkat tembaga dan emas,” katanya.
Peta jalan investasi hilirisasi
Dia mengatakan pemerintah telah menyelesaikan peta jalan atau roadmap hilirisasi, dan hilirisasi pada nikel akan dilakukan pada sektor lainnya.
Bahlil menerangkan total investasi yang masuk hingga 2040 telah mencapai US$545,3 miliar.
Dalam peta jalan hilirasasi, ada delapan komoditas prioritas yang terbagi ke dalam tiga klaster:mineral dan batu bara (minerba) dengan kebutuhan investasi tertinggi US$431,8 miliar atau 79,1 persen dari total kebutuhan investasi; inyak dan gas bumi US$68,1 miliar; serta sektor yang mencakup perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan dengan kebutuhan US$45,4 miliar.
Realisasi investasi sepanjang 2022
Data Kementerian Investasi menunjukkan realisasi investasi dalam periode Oktober–Desember (triwulan IV) 2022 mencapai Rp314,8 triliun atau meningkat 2,3 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya dan berhasil menyerap 339.879 tenaga kerja Indonesia (TKI).
Kemudian, kontribusi Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan IV-2022 mencapai Rp175,2 triliun atau 55,6 persen yang melebihi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yaitu Rp139,6 triliun atau 44,4 persen dari total capaian realisasi investasi.
Secara kumulatif, realisasi investasi sepanjang Januari–Desember 2022 mencapai Rp1.207,2 triliun atau melampaui 100,6 persen dari target Rp1.200 triliun yang telah ditetapkan. Capaian tersebut meningkat 34,0 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 dan menyerap 1,3 juta orang.