Minyakita Langka Karena Banyak Konsumen Beralih dari Migor Premium
Minyakita dilarang dijual di toko ritel modern dan online.
Jakarta, FORTUNE – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengakui kelangkaan minyak goreng (migor) Minyakita di pasar tradisional bukan akibat kelangkaan stok. Namun, kondisi tersebut dipicu masuknya Minyakita ke jaringan toko ritel modern dan pemasaran secara daring.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengatakan kementeriannya telah menerima banyak laporan ihwal sulitnya konsumen mendapatkan Minyakita di pasar-pasar tradisional.
“Ini [Minyakita] harganya Rp14.000 per liter dibandingkan dengan [minyak goreng premium] Rp20.000 per liter, jadi orang beli [Minyakita] sehingga barangnya jadi kurang,” kata Zulkifli usai menghadiri acara pembukaan Bulan Literasi Kripto 2023, di Jakarta, Kamis (2/1).
Dengan kian langkanya Minyakita, pemerintah akan menertibkan penjualannya. Produk tersebut harus dijual di pasar tradisional, tidak boleh lagi dijual di toko ritel modern dan platform daring. Di Indonesia, ada sekitar 20.000 pasar tradisional yang mendistribusikan Minyakita.
Tambah produksi Minyakita
Zulkifli juga telah meminta pengusaha untuk meningkatkan produksi Minyakita menjadi 150 persen. Dengan demikian, produksi Minyakita menjadi 450.000 ton per bulan dari rata-rata 300.000 ton per bulan.
Dia memperkirakan Minyakita akan kembali membanjiri pasar dengan harga normal dalam dua pekan ke depan. Para konsumen yang membutuhkan minyak subsidi tersebut bisa langsung mendatangi pasar-pasar tradisional terdekat dengan harga normal Rp14.000 per liter.
"Setiap hari akan kita awasi," katanya.
Polemik yang dulu sempat terjadi
Minyakita yang raib dari peredaran menjadi heboh belakangan ini. Pasalnya, menurut pemerintah, masyarakat cenderung memilih minyak goreng kemasan sederhana dengan harga Rp14.000 per liter itu.
Kondisi ini kemudian memicu persoalan baru. Minyak goreng curah menjadi incaran dan mendongkrak harga. Panel Harga Badan Pangan Nasional menunjukkan harga minyak goreng curah pada Jumat (3/2) telah mencapai Rp15.000 per liter, dan minyak goreng kemasan sederhana Rp18.000 per liter. Kenaikan harga telah berlangsung sejak awal 2023.
Minyakita merupakan minyak goreng curah yang diberikan kemasan oleh produsen minyak goreng. Produksinya ditujukan untuk mengatasi kelangkaan dan lonjakan harga minyak goreng yang sempat terjadi pada akhir 2021 hingga kuartal I-2022.
Kali itu, harga minyak goreng kemasan premiun bisa menyundul Rp58.000 per dua liter. Bahkan, di beberapa pasar tradisional, harga minyak goreng curah ikut terkerek menjadi Rp28.000 per kilogram.
Presiden Joko Widodo melakukan intervensi dan menutup keran ekspor CPO selama sebulan sejak akhir April 2022. Perlahan, pasokan CPO ke produsen minyak goreng dilaporkan membaik.
Pada saat sama, kebijakan minyak goreng bersubsidi diganti dengan kebijakan program minyak goreng rakyat, diserta peluncuran kembali Minyakita dan pelaksanaan DMO jilid II hingga saat ini.
Puncak dari polemik minyak goreng ini adalah lengsernya Muhammad Lutfi dari kursi Menteri Perdagangan digantikan Zulkifli Hasan pada Juni 2022. Dengan pasar yang dibanjiri Minyakita, harga minyak goreng berangsur turun.