Pemerintah Antisipasi Lonjakan Harga, Akan Impor 200.000 Ton Raw Sugar
Dalihnya, impor ini ditujukan untuk menguatkan cadangan.
![Pemerintah Antisipasi Lonjakan Harga, Akan Impor 200.000 Ton Raw Sugar](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fimage.fortuneidn.com%2Fpost%2F20230209%2Fwhatsapp-image-2023-02-08-at-185052-7b8580309183379b3c8eba91d7bc3c5b-d9e27a1df2f41148163e2c279a899296.jpeg%3Fwidth%3D990%26height%3D660%26format%3Davif&w=2048&q=75)
Fortune Recap
- Langkah strategis diambil dengan mengimpor 200.000 ton raw sugar untuk memastikan stabilitas harga dan menghindari lonjakan yang berpotensi berdampak pada inflasi.
- Data BPS menunjukkan kenaikan harga gula pasir di 153 daerah, sementara stok CPP hanya mencukupi sekitar 14,47 persen dari kebutuhan nasional.
Jakarta, FORTUNE - Pemerintah tengah bersiap mengantisipasi lonjakan harga Gula konsumsi menjelang Ramadan dan Idulfitri dengan menambah stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). Salah satu langkah strategis yang diambil adalah mengImpor 200.000 ton raw sugar atau gula kristal mentah (GKM), yang akan diproses lebih lanjut sebelum masuk ke pasar.
Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, menyatakan impor ini bukan berbentuk gula kristal putih (GKP) yang dapat langsung dikonsumsi masyarakat karena ditujukan untuk meningkatkan cadangan stok yang dikelola BUMN pangan. Keputusan ini diambil demi memastikan stabilitas harga dan menghindari lonjakan yang berpotensi berdampak pada inflasi.
"Kita bicara untuk peningkatan CPP, karena stok gula ini perlu diperkuat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan harga gula mulai bergerak naik, dengan kontribusi terhadap inflasi mencapai 1,4 persen. Oleh karena itu, tambahan raw sugar ini diperlukan untuk memastikan pasokan yang cukup," kata Arief dalam keterangannya, Kamis (13/2)
Berdasarkan data BPS, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga gula pasir meningkat signifikan. Pada minggu ketiga Januari 2025, terdapat 118 daerah yang mengalami kenaikan harga, dan jumlah ini bertambah menjadi 153 daerah pada akhir Januari. Kondisi ini mengindikasikan perlunya langkah mitigasi guna menekan potensi lonjakan lebih lanjut.
Saat ini, stok CPP dalam bentuk gula pasir mencapai 34.000 ton, dengan perincian 22.000 ton dikelola oleh ID FOOD dan 12.000 ton oleh Perum Bulog. Jika dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi bulanan yang mencapai 235.000 ton, stok ini hanya mencukupi sekitar 14,47 persen dari kebutuhan nasional.
Jaminan bagi petani dan momentum panen
Arief menekankan impor ini dilakukan dengan mempertimbangkan kesejahteraan petani tebu dalam negeri. Produksi GKP diperkirakan mulai meningkat pada Mei 2025 dengan volume 166.000 ton, kemudian melonjak pada Juni (392.000 ton), Juli (555.000 ton), hingga puncaknya pada Agustus (621.000 ton).
Oleh karena itu, pemerintah memastikan masuknya raw sugar tidak akan menekan harga jual tebu petani.
"Yang harus dijamin adalah harga di tingkat petani, karena mereka akan mulai panen pada April, Mei, dan Juni. Oleh sebab itu, impor raw sugar ini dilakukan secara bertahap sepanjang tahun, dengan biaya giling yang lebih efisien saat bersamaan dengan panen. Kita harus menjaga keseimbangan ini," kata Arief.
Selain faktor pasokan dalam negeri, pemerintah juga mencermati pergerakan harga gula di pasar internasional. Berdasarkan indeks harga pangan FAO, harga gula global pada Januari 2025 turun 6,8 persen menjadi 111,2 dibandingkan dengan Desember 2024 yang indeksnya 119,3.
Secara tahunan, harga gula dunia turun hingga 18,5 persen dibandingkan dengan Januari 2024 yang mencapai 136,4.
Arief mengatakan keputusan impor juga mempertimbangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang berpengaruh terhadap biaya impor.
"Jumlah 200.000 ton raw sugar ini masih di bawah kebutuhan konsumsi sebulan. Kita juga harus mempertimbangkan harga gula dunia dan currency rate. Yang pasti, pemerintah harus memiliki cadangan pangan yang dikuasai oleh BUMN agar dapat melakukan intervensi harga secara efektif," ujarnya.