Pemerintah Diminta Impor Sapi Bakalan Ketimbang Daging Beku
Kebutuhan daging pada 2022 diproyeksikan 706.388 ton.
Jakarta, FORTUNE - Ketua Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) Didiek Purwanto menyarankan pemerintah mengimpor sapi bakalan ketimbang impor daging beku.
Menurutnya, impor 100 kilogram daging hanya akan memenuhi 100 kilogram daging untuk konsumsi. Namun, impor sapi bakalan berbobot 300 kilogram jika dikonversi menjadi daging 100 kilogram dapat menghasilkan sapi berbobot 476 kilogram atau setara daging 167 kilogram dalam 90 sampai 120 hari.
"Beda dengan daging beku. Impor 20 ribu ton, ya cuma 20 ribu ton. Tidak ada peningkatan apa-apa. Tidak ada multiplier effect di situ. Tidak ada proses produksi. Tidak ada keterlibatan banyak orang," kata Didiek.
Proyeksi defisit suplai daging sapi
Gapuspindo meramalkan suplai daging sapi pada 2022 masih akan minus 290 ribu ton. Sebab, estimasi kebutuhan 706 ribu ton, tapi produksi lokal hanya 415 ribu ton.
Dengan begitu, impor sapi bakalan harus mencapai 625 ribu ekor, atau setara dengan 119.806 ton daging. Pemenuhan defisit juga dapat dilakukan juga menambah impor daging sebesar 170.652 ton.
Menurutnya, defisit daging sapi secara nasional terus meningkat sejak 2016, dari 250 ribu ton menjadi paling tinggi 294 ribu ton pada 2020. Tahun lalu, defisit tersebut mencapai 270 ribu ton.
Kuota impor daging pemerintah pada 2022
Pemerintah menetapkan impor daging tahun ini 266.065 ton, yang diklaim turun dibandingkan 2021. Penurunan terjadi karena Indonesia tiap tahun berhasil meningkatkan produksi daging domestik.
"Ini yang sudah kemarin dihitung bersama dengan Kemenko Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan beberapa kementerian terkait," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Makmun, dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (13/1).
Berdasarkan perhitungan pemerintah, proyeksi produksi daging pada 2022 bakal mencapai 436.704 ton, ditambah stok awal 62.485 ton. Sementara itu, kebutuhan daging tahun ini diramalkan akan mencapai 706.388 ton, ditambah target stok akhir 58.866 ton. Basis total kebutuhan tersebut konsumsi 2,57 kilogram per kapita per tahun.
"Naik 4,07 persen konsumsi per kapita. Pertumbuhan penduduknya juga naik. Kemudian terjadi juga penurunan impornya. Ini kan artinya pergerakan di dalam negeri terus bertumbuh," katanya.
Data Kementerian Pertanian pada 2021 merekam produksi daging 423.443 ton dengan kebutuhan daging 669.731 ton.
Tahun lalu impor daging mencapai 284.277 ton, yang terdiri dari impor sapi bakalan 383.665 ekor, daging kerbau India 79.996 ton, daging sapi 114.846 ton, dan daging sapi Brasil 15.890 ton.