BPS Catat Inflasi Tahunan Juni 2023 Sebesar 3,25 Persen
Inflasi inti pada Juni 2023 sentuh 2,58 persen yoy.
Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan Juni 2203 mencapai 3,52 persen year-on-year (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 115,00.
Inflasi tertinggi terjadi di Ambon pada level 6,10 persen dengan IHK sebesar 118,67 dan terendah terjadi di Gunungsitoli sebesar 1,01 persen dengan IHK sebesar 114,79.
"Tingkat inflasi tahunan yoy pada Juni 2023 adalah sebesar 3,52 persen atau terjadi peningkatan IHK dari 111,09 pada Juni 2022 menjadi 115,00 pada Juni 2023,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers Senin (3/7).
Menurut Pudji, inflasi tahunan 3,52 persen terjadi karena adanya kenaikan harga pada sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.
Hanya kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,23 persen.
Secara terperinci, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi 2,85 persen; kelompok pakaian dan alas kaki 1,47 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 2,49 persen; serta kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 2,57 persen.
Kemudian, kelompok kesehatan tercatat mengalami inflasi 2,58 persen; kelompok transportasi 10,18 persen; serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 2,17 persen.
Selanjutnya kelompok pendidikan mengalami inflasi 2,75 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 3,27 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 4,27 persen.
Dilihat berdasarkan komponennya, tingkat inflasi inti pada Juni 2023 mencapai 2,58 persen yoy, sementara inflasi bergejolak (volatile food) sebesar 1,02 persen inflasi, dan inflasi diatur pemerintah 9,21 persen.
Sementara itu, tingkat inflasi bulanan atau month to month (mtm) pada Juni 2023 mencapai 0,14 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Juni 2023 mencapai 1,24 persen.